Malang Raya
Kerinduan & Kepedulian Arek Malang Tentang Malang Tempo Doeloe dalam Gagasan Malang City Heritage
Berbicara soal Kota Malang, tak lengkap rasanya jika tidak bicara soal Malang Heritage.
Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: Zainuddin
“Jadi bagaimana Kota Malang harus memiliki potensi wisata yang baru, ya itulah Malang City Heritage.”
“Karena banyak sekali candi, artefak dan bangunan cagar budaya yang ada di Kota Malang,” terangnya.
Bagi Agung, warga Malang belum bisa melupakan kerinduannya akan Malang Tempoe Doeloe.
Maka dari itu, upaya pemerintah dalam mengembangkan Malang City Heritage ialah dengan menetapkan cagar budaya.
Apabila itu tidak ditetapkan, akan sulit untuk dilakukan pelestarian dan pemanfaatan.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang mencatat, pada tahun 2018 telah ada 32 bangunan yang ditetapkan sebagai cagar budaya.
Sedangkan di tahun 2019, pihaknya sedang berusaha menetapkan 45 bangunan untuk dijadikan cagar budaya.
Hal ini dilakukan, agar bangunan cagar budaya tersebut bisa dimanfaatkan menjadi tempat wisata.
Terlebih lagi bisa memberikan nilai ekonomi dan edukasi kepada masyarakat.
“Beberapa bangunan yang kini sedang kami nominasikan ialah Pendopo Kabupaten Malang, Rumah Dinas Wali Kota Malang dan bangunan-bangunan yang ada di Kayutangan,” ujarnya.
Agung menjelaskan Malang City Heritage kini terbagai lima koridor, yakni Ijen, Celaket, Pecinan, Kanjuruhan, dan Kayutangan.
Dari lima kawasan tersebut, Kayutangan yang menjadi ibu kota ataupun pusatnya.
Hal ini seiring dengan rencana Wali Kota Malang, Sutiaji yang akan menjadikan Kayutangan sebagai kampung wisata heritage.
Agung berharap dengan gagasan dari Pemerintah Kota Malang yang akan menjadikan Malang City Heritage akan banyak membantu dalam penyelamatan aset-aset bersejarah.
“Penyelamatan ini bukan untuk kita sekarang, tapi untuk anak cucu kita kelak.”