Nasional

Daftar Peringkat Perguruan Tinggi Non-vokasi, 3 Kampus di Jatim Masuk 10 Besar

Tiga kampus di Jawa Timur Jatim masuk 10 besar perguruan tinggi non-vokasi dengan ranking tertinggi.

Editor: Zainuddin
Hayu Yudha Prabowo
Universitas Brawijaya (UB) Malang 

SURYAMALANG.COM – Tiga kampus di Jawa Timur Jatim masuk 10 besar perguruan tinggi non-vokasi dengan ranking tertinggi.

Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) RI mengumumkan klasterisasi perguruan tinggi Indonesia tahun 2019 pada Jumat (16/8/2019).

Dikutip dari ristekdikti.go.id, klasterisasi ini dilakukan untuk memetakan perguruan tinggi Indonesia di bawah naungan Kemenristekdikti.

Klasterisasi ini untuk meningkatkan kualitas dan menjadi dasar bagi Kemenristekdikti untuk memberi kebijakan sesuai kapasitas setiap klaster perguruan tinggi tersebut.

““Tujuan kami ingin mendorong perguruan tinggi Indonesia semakin maju dan masuk ke kelas dunia.”

“Dorongan ini menjadi sangat penting. Kalau kami sudah sampaikan ini, kami bisa lakukan pemetaan,” kata Mohamad Nasir, Menteri Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti).

Mohamad Nasir mengungkapkan hal ini merupakan satu upaya untuk mewujudkan perguruan tinggi yang berkualitas.

“Tujuannya pemetaan perguruan tinggi Kemenristekdikti bagaimana membuat kebijakan masing-masing yang ada di perguruan tinggi nanti, supaya nanti ke depan kita bisa mewujudkan perguruan tinggi berkualitas,” lanjut Mohamad Nasir.

Kemenritekdikri mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo dan Kementerian Keuangan untuk memberikan ‘endwment fund’ atau dana abadi untuk dialokasikan bagi riset di perguruan tinggi terbaik di Indonesia.

“Kami ingin ajukan skema, siapa yang bisa masuk itu akan ada ‘endowment fund’ yang kami bangun, kami ajukan ke Presiden,” tambahnya.

Nasir mengajukan permohonan dana sebesar Rp 10 triliun untuk mengembangkan riset di perguruan tinggi tersebut.

“Saya mohon Rp 10 triliun untuk awal agar kami bisa kembangkan untuk riset di perguruan tinggi tersebut, tapi bagaimana mekanismenya nanti kami akan atur. Ini bagaimana kami dorong perguruan tinggi kita bersaing lebih baik,” ungkapnya.

Nasir menegaskan tidak ada dikotomi antara perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS), yang terpenting ialah kualitas.

Nasir mengapresiasi sejumlah PTS yang mampu bersaing dengan PTN dan berada pada klaster 2.

Pemeringkatan Perguruan Tinggi 2019 berfokus pada indikator atau penilaian yang berbasis Output – Outcome Base, yaitu dengan melihat Kinerja Masukan dengan bobot 40 % yang meliputi kinerja Input (15%) dan Proses (25%), serta Kinerja Luaran dengan bobot 60% yang meliputi Kinerja Output (25%), dan Outcome (35%).“Dengan perubahan penilaian kinerja perguruan tinggi dari tahun-tahun sebelumnya, diharapkan perguruan tinggi didorong untuk lebih menekankan produk atau luaran pendidikan tinggi yang berkualitas yaitu dengan pemberian bobot output yang lebih besar dari bobot input,” ungkap Patdono Suwignjo, Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved