Update Kondisi Papua Hari ini & Pesan Damai dari 5 Pejabat, Termasuk Walikota Surabaya & Malang

Berikut lima pesan damai pasca kerusuhan di Papua - ungkapan permintaan maaf hingga gubernur temui pendemo.

Editor: Adrianus Adhi
Istimewa tribunenws
Suasana di Papua pada Senin 19 Agustus 2019 

Wali Kota Malang Sutiaji juga meminta maaf atas kericuhan yang terjadi pada Kamis (15/8/2019) lalu.

"Kalau kemarin ada insiden kecil atau dimaknai besar, itu kalau antar masyarakat atas nama Pemerintah Kota Malang saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Bahwa kemarin itu di luar sepengetahuan kami juga," katanya.

Dirinya mengaku telah mengumpulkan sejumlah warga yang terlibat bentrokan di Kota Malang dengan sejumlah mahasiswa Papua beberapa waktu lalu.

"Setelah itu kami kumpulkan, para kelompok kami, saya kumpulkan semua. Saya berikan paparan kepada mereka bahwa siapapun berhak untuk menyampaikan pendapat," katanya.

4. Gubernur Jabar: Media perbanyak kisah inspiratif tentang Papua

Ridwan Kamil mengajak warga Papua di Jawa Barat untuk saling menjaga kekompakan.

Dirinya pun siap membuka ruang dialog bagi warga Papua di Jabar yang ingin menyampaikan aspirasinya.

"Jabar bagian dari Indonesia, Papua juga. Kita saling jaga kekompakan dan kesatuan, lain-lain bisa dibicarakan dan didiskusikan. Jabar mengedepankan dialog," kata Emil saat ditemui di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Senin (19/8/2019).

Emil berharap insiden yang muncul di sejumlah daerah tak terjadi di Jabar.

Meski demikian, Emil menilai konflik semacam ini tak bisa dianggap remeh.

"Justru media sekarang saya minta perbanyak cerita inspiratif masyarakat Papua di Jabar supaya mengimbangi dinamika di luar. Jangan disepelekan dinamika politik seperti ini," tuturnya.

5. Saat Gubernur Papua temui para pendemo

Gubernur Papua Lukas Enembe menemui ribuan pengunjuk rasa di Lapangan Apel Kantor Gubernur Papua, Kota Jayapura, Senin (19/8/2019) sore.

Saat itu Enembe menyatakan, bila Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, telah meneleponnya untuk meminta maaf atas aksi yang diterima mahasiswa Papua, di Surabaya pada 16 Agustus 2019.

"Saya sampaikan, orang Papua mencintai Gus Dur, Ibu Gubernur tuh kadernya Gus Dur, kenapa mahasiswa saya dianiaya seperti itu hanya karena masalah bendera, tidak dibenarkan," kata Enembe, Senin.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved