852 Tahun Trenggalek, Simbol Kebangkitan Poros Selatan dan Kesejahteraan Kaum Tani

Pembagian Pupuk,  Simbol Petani Harus Sejahtera

Salah satu yang baru dalam perayaan Hari Jadi Ke-825 Trenggalek adalah pemberian pupuk kepada warga.

Pupuk dalam kemasan botol dibagikan setelah warga berebut tumpeng agung dan hasil bumi.
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin dan istri membagikan pupuk di halaman pendopo kabupaten. Puluhan warga berebut mendekat ke pasangan itu agar mendapat jatah pupuk.

Bupati mengatakan, pembagian pupuk merupakan simbol agar petani tak lagi akan gagal panen.

“Karena 60 persen warga Trenggalek bermatapencaharian sebagai petani,” kata pria yang akrab disapa Mas Ipin itu.

Selain pupuk, tumpeng agung setinggi sekitar 2 meter juga menjadi “sajian” untuk diperebutkan warga. Nasi kuning tumpeng tertempel pada sesek yang dibentuk kerucut keatas. Sementara lauk-pauk tersaji untuk dimakan bersama-sama.

Warga juga mengantre untuk mendapat air gabungan 14 sumber yang tersebar di 14 Kecamatan di Kabupaten Trenggalek. Tumpeng agung menandakan ketahanan pangan. Sementara air merupakan simbol dan harapan agar Trenggalek tak kekeringan.

Agus Prasmono, salah satu budayawan Trenggalek, menjelaskan, tumpeng agung dan air itu juga simbol rasa syukur dan kemakmuran.

“Dengan air itu, Trenggalek harapannya bisa subur, dingin, dan menghidupi,” kata Agus, usai perayaan hari jadi.

Tumpeng agung dan air dari berbagai sumber itu, lanjut dia, merupakan tradisi yang terlaksana pada tiap pelaksanaan hari jadi Trenggalek.

“Masyarakat Trenggalek memandang Hari Jadi itu setara dengan hari hari besar lainnya. Antusiasme besar,” katanya.