Malang Raya

Pelajaran PPKN Dibongkar, Pendidikan Pancasila Pisah dari Kewarganegaraan, Mendikbud : Eranya Beda

Pembentukan karakter siswa tersebut dilakukan dengan cara mengubah strategi mengajar pendidikan Pancasila di sekolah

SURYAMALANG.COM/Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy memberi keterangan setelah berpidato dalam acara Simposium Nasional untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam membentuk karakter siswa yang digelar di Hotel Ijen Suites Kota Malang, (14/9/2019) 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan segera 'membongkar' pelajaran PKN dengan memisahkan pelajaran Pancasila dari Kewarganegaraan.

Perombakan pelajaran PKN dilakukan karena startegi menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam pelajaran sekolah akan lebih diarahkan dan ditekankan untuk membentuk karakter para siswa.

Pembentukan karakter siswa tersebut dilakukan dengan cara mengubah strategi mengajar pendidikan Pancasila di sekolah.

Pengakuan Ibu Kandung Betrand Peto Setelah Anaknya Terkenal & Diangkat Ruben Onsu, Kini Adiknya Iri

Momen Mesra BJ Habibie dengan Selebrita Tanah Air, Ternyata Eyang Tak Hanya Populer di Dunia Politik

Lucinta Luna Trauma Dilecehkan, Kini Dilindungi 50 Security: Aku Seperti Kate Middleton

Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, selama ini nilai-nilai Pancasila hanya diajarkan melalui segi pengetahuan saja.

Untuk itu, Kemendikbud kini mulai mengajarkan pembentukan sikap dan penanaman Pancasila kepada para peserta didik.

"Eranya saat ini sudah berbeda. Kemendikbud kini terus berupaya melakukan pengembangan dengan berbagai macam metode strategi pendekatan untuk menginternalisasi dan mendarah dagingkan nilai Pancasila kepada peserta didik," ucapnya saat menghadiri acara Simposium Nasional di Hotel Ijen Suites Kota Malang, Sabtu (14/9).

Muhadjir mengatakan, sejak dulu sosialisasi mengenai Pancasila terus dilakukan dengan tujuan dan maksud yang sama.

Hanya saja, pola yang diterapkan hanya mengenai pengetahuan semata.

Kecelakaan di Jalan Tol Porong, Tabrakan Beruntun Melibatkan 5 Kendaraan, Warga Malang jadi Korban

Sosok Kakak Selvi Ananda, Keluarga Mantan Penjual Ayam Goreng yang Jadi Besan Presiden Jokowi

Untuk itu, Kemendikbud kini mulai melakukan kajian dengan mengevaluasi mata pelajaran.

Seperti dengan memisahkan penekanan antara pendidikan Pancasila dengan kewarganegaraan.

Pendidikan Pancasila akan difokuskan pada penanaman nilai dan fokus pembentukan karakter.

Program tersebut akan dimulai di tahun ajaran baru dan Kemendikbud sudah menyiapkan modulnya.

"Setelah kita evaluasi, mata pelajaran pendidikan Pancasila dengan kewarganegaraan akan kita pisah. Karena kewarganegaraannya pembobotannya lebih pada pengetahuan. Padahal tema pancasila bukan itu, tapi pada penanaman nilai. Akan tetapi nanti semua mata pelajaran akan disisipkan nilai-nilai Pancasila," terangnya.

Dalam penekanannya, untuk tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga kelas dua sekolah menengah pertama (SMP) penekanannya pada penerapan nilai-nilai Pancasila secara langsung dan lebih banyak pada praktik.

Sementara untuk SMP kelas tiga hingga sekolah menengah atas (SMA) penekanannya pada pengetahuan.

Vandalisme di Underpass Karanglo Malang, PT Jasa Marga : Pilih Menyerah atau Ditangkap Polisi ?

Sarita Abdul Mukti Curiga Vicky Prasetyo Pakai Ilmu Pelet, Pakai Benda Ini Agar Tak Jadi Korban

"Jadi kami mengubah strategi pembelajaran PKN ini. Kita meluncurkan program ini, karena sudah sangat mendesak untuk dilakukan," ujarnya.

Untuk itu dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila ini, Mendikbud meminta para guru untuk menjadi role model.

Yakni harus memberikan imunitas kepada para siswa agar mereka memiliki sebuah kemampuan.

Selanjutnya para guru juga diharuskan untuk memahami berbagai macam alat komunikasi yang ada di dunia maya.

Karena informasi yang ada di dunia maya kata Muhadjir tidaklah terbatas, dan para guru harus bisa memahami konten ataupun isinya.

"Intinya pertama di masa digital ini guru dituntut untuk terampil di dalam teknologi informasi sebagai wahana pembelajaran. Para guru harus bisa memilih konten yang ada di berbagai macam sumber informasi," ujarnya.

Sementara itu, Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Pendidikan Supriano mengatakan, dalam penanaman nilai-nilai Pancasila tersebut, pihaknya telah menyiapakan dengan melakukan pelatihan kepada 1200 guru.

Pelatihan tersebut berbasis zona dalam penguatan kompetensi pembelajaran termasuk juga Pancasila.

"Para guru ini sudah mengikuti Training Of Trainer (TOT) yang akan kami integrasikan dengan kebijakan Kementerian," ucapnya.

Untuk itu ke depan Supriano berharap, pendidikan Pancasila harus masuk ke dalam semua mata pelajaran.

Agar implementasinya bisa langsung diterapkan di sekolah-sekolah.

"Penerapan yang dilakukan yang sederhana saja dulu seperti gotong royong itu yang harus kita hidupkan. Jadi ini langsung praktek bukan knowledge seperti bersih-bersih di sekolah bersih-bersih kelas. Ini kam termasuk nilai-nilai Pancasila," tandasnya.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved