Malang Raya
Riwayat dan Pemikiran Bupati Malang Sanusi, Awalnya Guru Madrasah Aliyah dan Dosen Unisma
BUPATI MALANG, MUHAMMAD SANUSI. Usianya kini 59 tahun. Dulu, dia PNS guru. Pernah juga jadi dosen. Orangtuanya dulu tidak suka dia jadi PNS.
Penulis: Mohammad Erwin | Editor: yuli
"Cafe Sawah itu contohnya yang di Desa Pujon Kidul. Betapa banyak manfaat atas aset strategi pembangunan ini, kalau kreatif pasti bisa. Karena itu saya juga minta kepada pak Sekwilda mengarahkan APBD-nya diarahkan untuk keperluan pengentasan kemiskinan," jelasnya.
Sanusi menceritakan sebelum jadi Cafe Sawah, dulunya tempat tersebut adalah tanah bengkok desa yang mempunyai luas sekitar 8000 m2.
Namun, lahan yang dulunya kurang produktif tersebut pada tahun 2016 disulap menjadi sebuah obyek wisata yang diberinama Cafe Sawah dan baru diresmikan pada tahun 2017.
Apa yang dicontohkannya tersebut bisa menjadi inspirasi bagi para pelaku ekonomi desa.
"Alih fungsi lahan ini berdasarkan kesepakatan aparat desa dan masyarakat setempat. Cafe Sawah ini letaknya di tengah hamparan sawah dan dikelilingi Pegunungan Kelet, Pegunungan Dorowati, Pegunungan Welirang dan Gunung Kelud yang menyajikan keindahan alam luar biasa," ujarnya.

Untuk itu, Sanusi meminta pihak Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (DPUBM) agar memperlebar akses jalan menuju Cafe Sawah, supaya kendaraan besar seperti bus bisa masuk.
"Sekarang ini, omzet Cafe Sawah Pujon Kidul mencapai Rp 5 miliar. Jika akses jalan di lebarkan maka bis yang mengangkut wisatawan dalam jumlah banyak bisa masuk, otomatis omsetnya bisa naik," ulas Sanusi.
Pengentasan kemiskinan juga diwujudkan dalam bidang lain. Pemkab Malang punya rencana jangka panjang dengan menggandeng Perumda Tirta Kanjuruhan.
Sanusi membeberkan wacana ini diperuntukkan untuk pengentasan kemiskinan di kabupaten yang memiliki 33 kecamatan itu.
Untuk itu, Sanusi menyarankan agar Perumda tidak melulu berorientasi pada keuntungan atau profit oriented.
Melainkan kontribusi secara sosial juga harus menjadi fokus.
Perumda Tirta Kanjuruhan Kabupaten Malang diminta Sanusi tidak menaikkan tarif air bersih sampai tahun 2021.
Menurutnya, PAD tahun ini sudah Rp 98 miliar dan diprediksi meningkat Rp 106 miliar pada tahun depan
Maka dari itu, Sanusi gamblang mewacanakan pada tahun 2020 nanti, pihaknya berambisi mewujudkan air bersih gratis bagi masyarakat miskin.
“Perumda sudah kami suruh untuk mulai pendataan masyarakat miskin.”
“Realisasinya nanti 2020. Saya masih melihat begitu banyak masyarakat yang masih membutuhkan bantuan untuk mendapatkan air bersih.”
“Setidaknya kami bisa meringankan kebutuhan rumah tangga,” ujar Sanusi.
Untuk merealisasikan wacana itu, Sanusi menyebut target tetap harus terpenuhi, meliputi efisiensi penggunaan air dan menekan pembiayaan pengelolaan air.
“Kemudian termasuk pembenahan struktural, dan Direktur Umumnya sudah menyatakan sanggup itu,” jelas Sanusi.

Tahun 2019, Pemkab Malang menganggarkan anggaran program bedah rumah sebesar Rp 5 miliar. Dana tersebut dianggarkan guna peningkatan kualitas bangunan dan pembangunan 1000 unit RTLH.
Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPKPCK) Kabupaten Malang memaparkan, sampai bulan Agustus tahun ini jumlah bedah rumah yang telah dilaksanakan sebanyak 300 unit.
Terbaru, ada delapan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Dusun Balearjo Desa Purwodadi Kecamatan Tirtoyudo dibangun oleh Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPKPCK). Konsep pembangunan dirancang sebagai homestay.
Di sisi lain, Plt Bupati Malang Sanusi menilai, pembangunan pariwisata harus dimulai dari fasilitas yang baik, salah satunya lewat bedah rumah.
Pengusaha tebu ini berpendapat, pariwisata harus difokuskan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat disekitarnya.
“Pemkab Malang tidak akan menghalang-halangi jika ada investor yang mau masuk. Namun perekonomian warga juga jangan sampai terlupakan,” jelas Sanusi.
Optimalisasi Pariwisata untuk Kemajuan Kabupaten Malang
Pariwisata di Kabupaten Malang terbentang dari laut hingga pegunungan. Wilayah yang mempunyai 33 kecamatan itu punya segudang potensi. Mulai dari wisata alam hingga wisata budaya.
Optimalisasi pariwisata menjadi fokus Pemerintah Kabupaten Malang untuk digarap secara maksimal.
pengembangan konsep Desa Wisata melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kabupaten Malang terus mengalami peningkatan.
Beberapa contoh Desa Wisata yang sudah mulai berkembang dan menggeliatkan sektor pariwisata Kabupaten Malang adalah, Desa Wisata Ngadas.
Desa tersebut masuk dalam wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, dan merupakan desa tertinggi di Pulau Jawa.
Terbaru, konsep Desa Wisata Budaya Religi ada di Desa Peniwen, Kecamatan Kromengan.
Konsep wisata life in dengan homestay menjadi branding wisata budaya di Desa Peniwen.
Wisatawan bisa merasakan hidup ala desa dengan kearifan lokal yang ada. Keserasian hidup masyarakat kristen dengan agama lain di sana memperlihatkan plurasisme yang terbangun serasi.
Optimalisasi sektor pariwisata di wilayah yang memiliki di 33 kecamatan, terdiri dari 378 desa dan 12 kelurahan itu diharapkan akan mendongkrak kunjungan wisata.
Disparbud Kabupaten Malang, optimis adanya jalan tol Malang - Pandaan bisa jadi alat untuk mendongkrak kunjungan wisata.
"Kami yakin tahun ini bisa lebih baik lagi. Adanya infrastruktur jalan tol kami yakin kunjungan wisata juga naik," ujar Kepala Disparbud Kabupaten Malang Made Arya Wedanthara.
Penguatan sumber daya manusia (SDM) wisatanya. SDM menjadi faktor lain yang sangat berperan penting bagi kemajuan pariwisata.
Apabila SDM wisatanya tidak mumpuni, maka sebaik apa pun wisata yang ada, akan ditinggalkan pengunjungnya.
Selama dua tahun terakhir, sektor pariwisata Kabupaten Malang turut menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp 30 miliar.
"Kami sudah melakukan berbagai sosialisasi dan sertifikasi bagi para pelaku usaha pariwisata. Promosi pariwisata juga kami manfaatkan sebaik mungkin. Ini menjadi sangat penting. Jangan sampai wisata kita yang begitu kaya dan indah rusak karena SDM," ungkap Made.

Wacana Pendidikan Gratis
Pemkab Malang akan terus meningkatkan pelayanan di bidang pendidikan. Anak harus dididik menjadi tunas yang pandai agar tumbuh dewasa, baik pandai dalam hal ilmu umum dan agama," ujar Sanusi.
Sanusi menuturkan, syarat jika ingin hidup bahagia dunia dan akhirat maka harus sama-sama belajar dan pandai ilmu pendidikan umum dan agama.
Sanusi membeberkan program Pemkab Malang di tahun 2020 terkait program sekolah gratis bagi siswa sejak usia PAUD hingga SMP.
Nanti Pemkab akan menyiapkan anggaran lewat APBD untuk sekolah gratis bagi anak mulai dari PAUD, TK, SD, dan SMP. Anak-anak jangan sampai tidak sekolah karena tidak punya uang dan biaya. Kita juga akan anggarkan bantuan bagi anak yatim piatu," janji politisi PKB itu.
Pemkab Malang menargetkan pembebasan sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) di tingkat dasar dan menengah bakal terealisasi pada tahun 2020.
“Ini sebagai upaya Pemkab Malang untuk pemerataan hak bersekolah bagi masyarakat,” terang M Sanusi, Bupati Malang.
Sanusi menambahkan butuh dana sekitar Rp 90 miliar untuk menggratiskan SPP bagi anak sekolah dasar (SD) dan SMP sederajat, baik negeri maupun swasta.
“Saya instruksikan tim anggaran untuk menghitung kebutuhan anggarannya. Dari hitungan kasar itu, kami mampu untuk menjalankan program bebas SPP,” terang Sanusi.

Kesehatan Masyarakat Jadi Prioritas
Sanusi menegaskan, pembangunan sumber daya manusia (SDM) harus dibarangi dengan kesehatan masyarakat yang prima.
Baru-baru ini, Pemkab Malang meresmikan program Smart Health untuk menanggulangi penyakit jantung.
Program ini merupakan kerja sama Pemkab Malang, Universitas Brawijaya (UB), dan The University of Manchester Inggris.
Program tersebut juga dibekali dengan aplikasi berbasis smartphone.
Sanusi mengupayakan bentuk edukasi penyakit jantung melalui para kader, bisa terlaksana di seluruh desa di Kabupaten Malang.
Sanusi menyadari sosok vital dalam program Smart Health ada pada kader serta relawan.
Politisi PKB itu mengaku sudah menyiapkan relawan yang cukup banyak untuk menerapkan Smart Health.
“Dalam program ini, para relawan terdiri dari perawat desa, tenaga kesehatan serta bidan. Merela terjun ke masyarakat untuk melakukan pendataan,” beber Sanusi.
Setelah didata, para kader Smart Health tmenginput perkembangan kondisi warga yang diperiksa kesehatannya, melalui aplikasi Smart Health yang sudah disediakan di ponsel para kader.
Sanusi punya ekspetasi dalam program ini. Pria asal Gondanglegi itu berharap jumlah penderita penyakit jantung, diabetes dan hipertensi di Kabupaten Malang akan semakin berkurang.
“Jadi, datanya jelas dan tersentralisasi. Bisa dipantau berapa jumlah penderita penyakit jantung,” jelas Sanusi.
Peran kader Smart Health menjadi ujung tombak memberikan penyadaran positif kepada masyarakat terkait pencegahan penyakit jantung.
Beberapa waktu lalu, Program Omah Sadar Gizi (Osagi) Kabupaten Malang diresmikan Sanusi.
Program tersebut merupakan langkah Pemkab Malang mengatasi masalah stunting.
Stunting merupakan masalah terganggunya pertumbuhan dan perkembangan akibat permasalahan gizi kronis sejak janin hingga usia dua tahun.
"Sebelumnya kita punya data jumlah stunting di Kabupaten dengan angkanya bervariasi 16 ribu, 28 ribu dan 30 ribu. Stunting ini memang susah didata. Sebagian orangtua merasa malu menunjukkan atau melaporkan anaknya mengalami stunting," ujar Sanusi saat pelaksanaan Workshop Konvegensi Stunting di Kabupaten Malang Tahun 2019, di salah satu hotel di Kota Malang.
Sanusi ingin masyarakat Kabupaten Malang bersama Pemkab Malang semangat memerangi stunting.
Menurutnya, sudah ada kecamatan di Kabupaten Malang yang berhasil menurunkan angka stunting. Sanusi menyerukan, angka stunting sebulan harus turun 1 persen. Ekspektasinya pada tahun 2020, Kabupaten Malang bisa zero stunting. Sanusi menyebut program ini akan efektif.
Sanusi mengatakan, penanganan stunting fokus pada pemahaman dan perubahan perilaku ke makanan yang bergizi
"Seperti halnya Kecamatan Pakisaji tinggal 8 persen dari sebelumnya 12 persen dari jumlah penduduk. Stunting bukan hanya kwajiban Dinkes saja, melainkan semua pihak harus ikut berkewajiban dan tanggung jawab," jelasnya.