Malang Raya
Kaum Intelektual Menentang Proyek Islamic Center Pemkot Malang, Tidak Cerminkan Keberagaman
Wahyudi Winarko, Dosen Sosiologi Politik UMM sekaligus anggota presidium Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: yuli
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Kaum intelektual Kota Malang menentang rencana proyek pembangunan Islamic Center oleh Pemerintah Kota Malang.
Salah satu alasnanya, gedung Islamic Center hanya untuk satu umat beragama saja. Padahal, umat beragama di Kota Malang maupun di Indonesia cukup beragam.
Hal ini disampaikan oleh Wahyudi Winarko, dosen Sosiologi Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sekaligus anggota presidium Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
Kritikan tersebut dilontarkan dalam pertemuan membahas RPJMD Kota Malang 2018-2023 yang digelar di Rumah Makan Kertanegara Kota Malang, Rabu (18/9/209).
"Apabila anggaran milik Pemkot Malang untuk satu golongan saja, saya kira akan mengalami sebuah distorsi. Dan itu akan menjadi sebuah pendangkalan yang tidak baik," ucapnya di hadapan Sekretaris Pemkot Malang, Wasto, akademisi, komunitas dan sejumlah tokoh di Kota Malang.
Ia menyebut, gedung tersebut nantinya bisa berganti nama menjadi Gedung Pancasila ataupun Gedung Kerukunan Umat Beragama.
Dikarenakan, Pemerintahan di Kota Malang menaungi semua umat dan semua golongan.
• Pemkot Malang Menjawab Kritik Kaum Intelektual Perihal Rencana Proyek Pembangunan Islamic Center

"Kami yakin, di era modern ini masyarakat Kota Malang sudah siap untuk saling bertemu dan bekerja sama dalam seluruh bidang kehidupan antar umat beragama, antar etnis dan antar budaya," ujarnya.
Untuk itu, dalam kritikannya tersebut ia menyarankan untuk Pemkot Malang agar mengajak bertemu organisasi sosial keagamaan yang membicarakan kepentingan bersama.
Seperti memberikan wawasan kebangsaan yang luas berasaskan Pancasila yang terbuka.
Serta menata kembali sarana dan insfratruktur di dalam masyarakat.
"Saya kira umat Islam bisa membuka diri secara arif dan bijaksana. Karena orang yang baik adalah orang yang baik untuk orang lain. Saya kira umat Islam bisa merelakan gedung tersebut untuk bersama. Apabila itu dilakukan saya rasa mereka akan mendapatkan pahala yang luar biasa," ujarnya.
Hal senada juga dilontarkan oleh George Da Silva, pendiri Komunitas Malang Peduli Demokrasi sekaligus Komisioner Bawaslu Kabupaten Malang.
Ia menganggap bahwa Islamic Center seperti menara gading atau hanya sebuah pencitraan semata.
"Gini, yang kami khawatirkan nanti itu masyarakat meminta Katolik Center atau Hindu Center dan lain sebagainya. Bagaimana kalau ada yang minta seperti itu? Karena ini proyek dananya juga besar," ujarnya.