Kabar Jember
Menyimak Cara Detektif Jember Bongkar Cerita Dusta Emak-emak Mengaku Dirampok Rp 20 Juta
Sumiati dari Desa Semboro Kecamatan Semboro, Jember, Terinspirasi Sinetron, Lapor Kena Gendam Rp 20 Juta Ternyata Inilah Faktanya.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: yuli
Sumiati dari Desa Semboro Kecamatan Semboro, Jember, Terinspirasi Sinetron, Lapor Kena Gendam Rp 20 Juta Ternyata Inilah Faktanya
SURYAMALANG.COM, JEMBER - Polisi Jember menetapkan Sumiati (45), warga Desa Semboro Kecamatan Semboro, Jember sebagai pembuatan laporan palsu.
Awalnya, dia mengaku kena gendam Rp 20 juta pada Jumat (18/10/2019) lalu. Saat itu, di akun grup media sosial juga beredar kabar bahwa Sumiati menjadi korban perampokan.
Polisi yang mendengar laporan itu akhirnya melakukan penyelidikan. Hari itu juga, jajaran Polsek Semboro langsung mendatangi tempat kejadian perkara, melakukan olah TKP, juga menanyai korban dan para saksi.
Ketika itu, untuk sementara, polisi menyimpulkan bahwa Sumiati menjadi korban gendam.
Kapolsek Semboro Iptu Fatchur Rahman pun menyebutkan tidak menemukan tindak kekerasan dalam peristiwa itu.
Kesimpulan sementara, Sumiati menjadi korban gendam dari orang tidak dikenal yang menyebabkan uangnya sebesar Rp 20 juta amblas digondol sang penggendam.
Namun sebenarnya, sejak awal menyidik kasus itu, Fatchur sudah merasa curiga. "Sebenarnya, sejak awal kami sudah curiga dengan ceritanya. Apalagi, penuturan dia beberapa kali berbeda," tutur Fatchur saat bertemu SuryaMalang.com, Rabu (23/10/2019).
Meski curiga, Fatchur dan jajarannya tetap menyelidiki perkara itu. Polisi menerjunkan lagi detektif untuk menggali keterangan dari Sumiati, dan tetangga yang awal melepaskan dia dari jeratan tali.
Polisi juga mencari penjual bensin saat peristiwa itu terjadi. Dalam penuturan Sumiati, dia diminta oleh penggendam untuk menyiram dirinya sendiri memakai bensin.
Sumiati juga diikat memakai tali di sebuah tiang di ruang tamunya.
Polisi melakukan penelusuran dengan mencari penjual bensin. Polisi berbekal informasi dari botol yang ditemukan di rumah Sumiati. Bensin di botol itulah yang disiramkan ke tubuhnya.
Polisi menemukan penjual bensin yang ketika peristiwa itu terjadi melayani pembeli yang membeli bensin memakai botol. "Ternyata yang membeli bensin si ibu itu sendiri. Kios bensin yang dituju si ibu berada di daerah yang cukup sepi, dan tidak dilewati jalan raya," ujar Fatchur.
Dari temuan itu, polisi meneruskan penyelidikan. Polisi memadukannya dengan hasil olah TKP, dan keterangan Sumiati. "Keterangan yang bersangkutan beberapa kali berbeda," imbuhnya.
Setelah lima hari penyelidikan, akhirnya polisi mendapatkan pengakuan dari Sumiati jika peristiwa yang diceritakannya tidak pernah terjadi.