Malang Raya

MIN 1 Malang Libur 5 hari Pasca Ratusan Siswa Positif Carrier Difteri, Amati Tanda dan Gejalanya

MIN 1 Malang Libur 5 hari Pasca Ratusan Siswa Positif Carrier Difteri, Amati Tanda dan Gejalanya

Penulis: Frida Anjani | Editor: Dyan Rekohadi
kOLASE SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati dan Tribunnews
MIN 1 Malang Libur 5 hari Pasca Ratusan Siswa Positif Carrier Difteri, Amati Tanda dan Gejalanya 

SURYAMALANG.COM - Sekolah MIN 1 Kota Malang memutuskan untuk meliburkan para siswanya selama 5 hari. 

Keputusan untuk meliburkan kegiatan belajar mengajar di MIN 1 Kota Malang ini setelah ratusan murid dan puluhan guru positif menderita penyakit carrier difteri.

Libur sekolah khusus di MIN 1 Kota Malang selama 5 hari ini dimulai sejak hari ini tangal 23 - 27 Oktober 2019. 

Ilustrasi imunisasi difteri.
Ilustrasi imunisasi difteri. (KOMPAS.com/IWAN SUPRIYATNA)

Kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (22/10/2019), Kepala Sekolah MIN 1 Kota Malang, Suyanto menjelaskan alasan diliburkannya para siswa selama 5 hari. 

"Biar mereka belajar mandiri dulu di rumah. Agar memutus mata rantai penularan," ucapnya.

Suyanto mengatakan, ada 212 siswa dari 1.617 siswa dan 15 guru di MIN 1 Kota Malang yang menderita difteri carrier.

Kebanyakan, mereka yang terjangkit difteri carrier merupakan siswa kelas II.

Penyakit difteri carrier yang diderita oleh para murid tidak membuat anak tersebut sakit.

Namun, anak yang positif terjangkit difteri carrier bisa menularkan penyakitnya ke orang lain.

"Anak-anak ini sehat. Cuma mereka membawa kuman. Kalau tidak segera ditangani bisa menular ke orang lain dan mereka bisa sakit," ujarnya.

Supaya penyakit ini tidak menular, pihak sekolah telah melakukan SWAB secara mandiri.

SWAB tersebut dilakukan oleh para siswa, guru dan juga karyawan di lingkungan MIN 1 Kota Malang.

Apabila nanti hasilnya ada murid yang hasilnya positif difteri, nantinya akan diberikan obat untuk membunuh kuman.

"SWAB pertama sudah kami lakukan kemarin. Nanti SWAB kedua akan kami lakukan di hari Senin," ujarnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Dr Supranoto mengatakan, bahwa kasus difteri di MIN 1 Kota Malang sudah ditindaklanjuti sesuai kebijakan provinsi.

Yakni dengan memberikan profilaksis kepada siswa yang telah positif difteri.

Pemberian obat profilaksis harus dilakukan terus-menerus selama tujuh hari.

"SWAB sudah dilakukan. Hasilnya ada yang positif difteri. Tapi anaknya sehat gak sakit. Dan semua anak telah diberi profilaksis," tandasnya.

Melansir dari Kompas.com, dalan artikel berjudul "Mengenal Difteri Lebih Dekat", penyakit difteri merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheria, yaitu kuman yang menginfeksi saluran pernafasan, terutama bagian tonsil, nasofaring, laring, hidung, adakalanya menyerang selaput lendir atau kulit serta kadang-kadang konjungtiva atau vagina.

Penderita difteri umumnya anak-anak usia dibawah 15 tahun, yang mana sering dijumpai pada daerah padat penduduk dengan tingkat sanitasi yang rendah.

Dilaporkan 10% kasus dapat berakibat fatal sampai menimbulkan kematian.

Sumber penularan penyakit difteri ini adalah manusia, baik sebagai penderita maupun sebagai carrier (pembawa).

Tanda dan gejala

Tanda dan gejala difteri meliputi, sakit tenggorokan dan suara serak, nyeri saat menelan, pembengkakan kelenjar (kelenjar getah bening membesar) di leher, dan terbentuknya sebuah membran tebal abu-abu menutupi tenggorokan dan amandel, sulit bernapas atau napas cepat, demam, dan menggigil.

Tanda dan gejala biasanya mulai muncul 2-5 hari setelah seseorang menjadi terinfeksi.

Orang yang terinfeksi C. Diphtheria seringkali tidak merasakan sesuatu atau tidak ada tanda-tanda dan gejala sama sekali.

Orang yang terinfeksi namun tidak menyadarinya dikenal sebagai carier (pembawa) difteri.

Sumber penularan penyakit difteri ini adalah manusia, baik sebagai penderita maupun sebagai carier.

Tipe kedua dari difteri dapat mempengaruhi kulit, menyebabkan nyeri kemerahan, dan bengkak yang khas terkait dengan infeksi bakteri kulit lainnya.

Sementara itu pada kasus yang jarang, infeksi difteri juga mempengaruhi mata.

Penularan

Bakteri C.diphtheriae dapat menyebar melalui tiga rute:

* Bersin: Ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk, mereka akan melepaskan uap air yang terkontaminasi dan memungkinkan orang di sekitarnya terpapar bakteri tersebut.

* Kontaminasi barang pribadi: Penularan difteri bisa berasal dari barang-barang pribadi seperti gelas yang belum dicuci.

* Barang rumah tangga: Dalam kasus yang jarang, difteri menyebar melalui barang-barang rumah tangga yang biasanya dipakai secara bersamaan, seperti handuk atau mainan.

Selain itu, Anda juga dapat terkontaminasi bakteri berbahaya tersebut apabila menyentuh luka orang yang sudah terinfeksi.

Orang yang telah terinfeksi bakteri difteri dan belum diobati dapat menginfeksi orang nonimmunized selama enam minggu - bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala apapun.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved