Malang Raya

Dinas Kesehatan Pemprov Jatim Sebut 9 Orang di Kota Malang Suspect Difteri

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, ada sembilan orang di Kota Malang yang menderita suspect difteri.

Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: yuli
edgar
Keterangan pers soal suspect difteri di Rumah Sakit Saiful Anwar, Kota Malang, Kamis (24/10/2019). 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, ada sembilan orang di Kota Malang yang menderita suspect difteri.

Suspect difteri merupakan seseorang yang dicurigai mengidap penyakit difteri.

Yakni mengalami radang tenggorokan, demam ringan atau tanpa demam dan nyeri saat menelan.

Jumlah kasus suspect difteri di Jawa Timur per tanggal18 Oktober 2019 sebanyak 304 kasus yang tersebar di 38 kabupaten/kota.

12 kasus di antaranya positif, dan dua orang meninggal dunia di Pasuran dan Bangkalan.

Hal tersebut dijelaskan oleh Gito Hartono, Komisi Ahli Difteri dari Dinkes Jawa Timur saat hadir dalam pers rilis suspect difteri yang digelar di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, Kamis (24/10).

"Tidak ada yang positif difteri di Kota Malang. Hingga 18 Oktober ini hanya ada 9 orang saja," ucapnya.

Sementara itu, dr. Irene Ratridewi, Dokter spesial anak dari RSSA Kota Malang meminta masyarakat agar bisa memahami dulu mengenai difteri.

Yaitu lebih mengenali suspect difteri, carrier difteri dan kontak erat.

Bagi seseorang pengidap suspect difteri, dr. Irene menyarankan, agar segera memeriksakan diri ke dokter.

Hal itu dilakukan, agar pasien bisa segera dirawat sembari menunggu konsultasi dari dokter kepada tim komisi ahli provinsi Jawa Timur.

"Kalau ada suspect difteri harus langsung diobati. Biasanya yang mengidap suspect difteri ini adany bercak putih keabu-abuan yang sulit lepas, apabila dikerok biasanya mudah berdarah," ujarnya.

Sedangkan untuk carrier difteri ialah seseorang yang nampak sehat tetapi membawa kuman bakteri difteri di dalam tubuhnya.

Hal itu bisa berpotensi menularkan ke orang lain yang tidak memiliki kekebalan terhadap difteri.

Oleh sebab itu, pengidap carrier ataupun suspect difteri harus melalui pengobatan profilaksis eritromisin selama tujuh hari dengan dosis 50 Mg/Kg BB per hari tanpa menunggu hasil laboratorium.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved