Kabar Tulungagung
Dulu Hutan & Tempat Penemuan Mayat, Kini Pantai Gemah Jadi Destinasi Wisata Ramai di Tulungagung
Dulu Pantai Gemah Tulungagung adalah hutan belantara yang dipakai warga untuk memasak garam.
Penulis: David Yohanes | Editor: Zainuddin
“Saat itu ujung aspalnya ada di atas gunung. Dari puncaknya bisa melihat ke arah pantai, pemandangannya indah,” sambung Purnomo.
Saat itu banyak wisatawan yang datang ke ujung aspal JLS ini hanya untuk menikmati pemandangan.
Bahkan saat Sabtu, jalan jadi macet karena saking tingginya antusias wisatawan. Di lokasi ini juga muncul banyak warung.
Saat itu warga Desa Keboireng membaca peluang dan mulai mengadakan diskusi kecil untuk menggarap Pantai Gemah.
Mereka yakin pantai ini akan ramai dikunjungi wisatawan, jika JLS terhubung ke Pantai Klathak.
Mereka pun mulai bersih-bersih Pantai Gemah, dan membuka semak belukar yang menutupi.
“Dinas Kelautan dan Perikanan sudah merintis menanam cemara udang pada tahun 2013. Kami tinggal meneruskan itu,” tutur Purnomo.
Ketika itu warga mempersiapkan fasilitas wisata ala kadarnya, seperti kamar kecil dan tempat pakir.
Awalnya mereka bergerak dengan dikuatkan dengan Peraturan desa (Perdes).
Pertengahan 2016 JLS tembus hingga Pantai Klathak, sekaligus terbuka isolasi Pantai Gemah yang dilalui.
Jasa Media Sosial
Seperti yang diperkirakan warga, wisatawan membludak ke Pantai Gemah. Dengan cepat warga berkonsultasi untuk membentuk Pokdarwis.
Karena cepatnya pertumbuhan wisata di Pantai Gemah, Pokdarwis baru ini ditawari Perjanjian Kerja Sama (PKS) pada 1 Januari 2017.
PKS ini bersifat sementara dan berlaku selama 6 bulan. PKS melibatkan Pemdes Keboireng, Perhutani, Pemkab Tulungagung dan LMDH.
Karena dianggap sukses mengelola Pantai Gemah, Pokdarwis ditawari PKS lanjutan.