Kabar Pasuruan

Biodata Guru Cantik Korban Tewas Tertimpa Atap Sekolah SDN Gentong, Usia19 Tahun, Digaji Rp 300 Ribu

Biodata guru cantik Savina Arsy Wijaya yang jadi korban tewas tertimpa atap sekolah, masih berusia 19 tahun.

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Galih Lintartika
Biodata Guru cantik Savina Arsy Wijaya yang tewas tertimpa atap sekolah diketahui dari orangtuanya, Gajinya hanya Rp 300 ribu per bulan 

SURYAMALANG.COM, PASURUAN - Dunia pendidikan Jatim dan Indonesia dikejutkan dengan peristiwa runtuhnya atap sekolah SDN Gentong Pasuruan yang merenggut nyawa seorang guru dan seorang siswi.

Bu guru cantik, Savina Arsy Wijaya menjadi salah satu korban tewas tertimpa atap sekolah yang ambruk, Senin (4/11/2019).

Selain Savina, satu siswi kelas 2, Irza Almira juga harus meregang nyawa dalam peristiwa atap sekolah runtuh itu.

BREAKING NEWS : Perwira TNI AL Tewas Misterius dengan Kepala Terbungkus Plastik di Rumah Nenek

Anak Jadi Tersangka Pembunuh Ayah di Jember, Ternyata Pernah Dipenjara 2 Tahun 6 Bulan

6 Alur Jaringan Ayam Kampus di Surabaya & Malang Bocor, Mucikari Kenalkan Teman SMA & Tarif 1,7 Juta

Biodata guru cantik Savina Arsy Wijaya yang jadi korban tewas tertimpa atap sekolah, coba digali SURYAMALANG.COM berdasarkan keterangan pihak keluarga dan sekolah.

Berdasarkan data biodata yang didapat, diketahui jika Savina Arsy Wijaya masih berusia 19 tahun.

Savina menjadi guru pengajar di SDN Gentong di Jalan KH Sepuh No 49, Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan dengan status sebagai guru pengganti.

Bu guru cantik Fina Choironi menjadi salah satu korban tewas dalam peristiwa ambruknya atap sekolah di SDN Gentong  di Jalan KH Sepuh No 48, Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Selasa (5/11/2019) pagi.
Bu guru cantik Fina Choironi menjadi salah satu korban tewas dalam peristiwa ambruknya atap sekolah di SDN Gentong di Jalan KH Sepuh No 48, Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Selasa (5/11/2019) pagi. (Kolase - SURYAMALANG.COM/ Galih Lintartika)

Savina Arsy Wijaya adalah pengajar di sekolah, warga Kelurahan Mandaranrejo, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan.

Savina sendiri saat ini masih berstatus sebagai mahasiswi di Universitas Terbuka di Pasuruan mengambil jurusan PGSD, semester 1.

Savina adalah anak pertama dari dua bersaudara di keluarganya.

Ayah, Savina, Eko Wijaya mengatakan Savina adalah anak yang baik.

"Ia anak yang penurut dan mudah bergaul dengan siapa saja. Dia juga sosok yang tidak mementingkan kepentingannya sendiri,' ujar Eko Wijaya saat ditemui di rumahnya, Kamis (7/11/2019).

Eko juga menceritakan, Sevina adalah anak yang ramah.

Savina baru saja bekerja di SDN Gentong sejak bulan Juli. Ini artinya dia baru mengajar di sekolah tempat pengabdian terakhirnya itu baru empat bulan.

Gaji Savina sebagai seorang guru pengajar pengganti di SD itu per bulanya Rp 300.000.

Meski hanya mendapat gaji Rp 300 ribu per bulannya, Savina masih bisa memanfaatkan uang gajinya itu untuk mentraktir teman-temannya.

"Temannya banyak. Dia juga tidak pelit kepada temannya. Dia sering nraktir temannya kalau habis gajian," pungkas Eko.

Atap ambruk di kelas UPT SDN Gentong di Jalan KH Sepuh nomor 49 Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Selasa (5/11/2019) pagi.
Atap ambruk di kelas UPT SDN Gentong di Jalan KH Sepuh nomor 49 Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Selasa (5/11/2019) pagi. (SURYAMALANG.COM/Galih Lintartika)

Ditemukan Tertimpa Reruntuhan

Savina Arsy Wijaya  dinyatakan meninggal dunia dalam musibah atap sekolah SDN Gentong ambruk saat dilarikan ke rumaha sakit .

Ayah Eko menyebut dirinya mendapat cerita dari pihak guru sekolah yang lain jika putrinya Savina sebenarnya sempat memberi pertolongan pada seorang siswa saat kejadian.

"Kemarin saya dapat informasi dari guru - guru, kalau Sevina ini sempat membantu anak - anak SD yang ada di Kelas V A, karena sakit tidak ikut olahraga keluar dari bahaya. Tapi dia justru gagal lolos dari bahaya," ungkap Eko.

Saat kejadian, bu guru muda ini ditemukan terjepit material bangunan atap yang ambruk menimpanya di dalam ruang kelas tempat ia mengajar.

Savina Arsy Wijaya  ditemukan oleh saksi di lokasi sekolah, Akhmad Ikhsan.

Akhmad Ikhsan melihat tubuh bu guru cantik itu saat berusaha menolong dan mengevakuasi murid sekolah SD Gentong dari dalam ruang kelas.

Saat membantu mengeluarkan para siswa yang masih ada dalam ruangan kelas ia melihat ada baju yang warnanya mirip dengan baju guru di sekolah itu.

Namun saat itu penglihatannya kurang jelas, ia hanya melihat samar karena hampir keseluruhannya tertutup sama material.

Arek Surabaya Umur 15 Tahun Bermobil BMW Sport Seruduk Pick Up yang Disopiri Warga Malang

Firasat Bu Guru Cantik Tewas Tertimpa Atap Sekolah SDN Gentong, Sudah Pamitan 2 Minggu Sebelumnya

"Saya langsung bersihkan materialnya. Dan ternyata benar, itu guru. Itu Bu Rini, saya langsung minta bantuan untuk menarik Bu Rini atau Savina Arsy Wijaya dari tumpukan material," jelasnya.

Setelah berhasil menarik, ia menyebut, guru cantik itu tampak lemas dan tak berdaya.

Ia menerangkan, tidak ada darah sama sekali. Tapi, respon dari guru ini sudah berkurang.

"Saya sempat kasih nafas buatan tiga kali. Sempat merespon sebentar. Setelah itu, langsung saya gendong dan saya masukkan ke dalam mobil Ambulance," jelasnya.

Ia pun mengaku ikut ke dalam mobil Ambullance dan menuju RS Meidika. Di rumah sakit, guru yang akrab disapa Rini ini diberi penanganan awal.

"Sempat menggunakan alat pompa jantung, tapi nyawanya sudah terlanjur tidak bernyawa. Ia dinyatakan sudah meninggal dunia," pungkas Akhmad Ikhsan .

Atap bangunan sekolah SDN Gentong yang ambruk itu menimpa empat ruang kelas yaitu ruang 5A, 5B, 2A dan 2B. 

Akhmad Ikhsan, yang mengetahui kejadian ambruknya empat atap kelas UPT SDN Gentong, mengatakan, kejadian terjadi sekitar pukul 08.15 WIB.

Saat itu, kata dia, di ruang kelas 5A, 5B, siswa sebagian besar siswanya sedang Olahraga.

Sedangkan di ruang kelas 2A dan 2B siswa sedang ,menjalani proses belajar mengajar.

"Tanpa ada angin dan hujan, brak, mendadak atap ambruk dan langsung menimpa guru serta siswanya," kata dia.

Ia mengatakan, dari luar suara ambruknya atap ini sangat kencang sekali. Ia pun lantas masuk ke dalam.

Puluhan siswa berhamburan keluar. Mereka menangis.

"Guru - guru yang tidak ada di dalam kelas itu langsung datang dan berusaha menenangkan anak - anak. Saya langsung masuk ke dalam kelas untuk mencari korban lainnya," katanya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Anwar Makarim saat berkunjung ke rumah guru cantik, Savina Arsy Wijaya yang jadi korban runtuhnya atap kelas SDN Gentong, Kota Pasuruan. Nadiem sempat menangis mendengar cerita keluarga korban meninggal dunia dalam peristiwa maut itu.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Anwar Makarim saat berkunjung ke rumah guru cantik, Savina Arsy Wijaya yang jadi korban runtuhnya atap kelas SDN Gentong, Kota Pasuruan. Nadiem sempat menangis mendengar cerita keluarga korban meninggal dunia dalam peristiwa maut itu. (SURYAMALANG.COM/Galih Lintartika)

Keluarga Didatangi Menteri

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Anwar Makarim berkunjung ke rumah duka, korban atap runtuh di Pasuruan, Kamis (7/11/2019).

Nadiem, sapaan akrab Menteri menangis mendengar cerita keluarga korban meninggal dunia dalam peristiwa jatuhnya empat atap kelas SDN Gentong, Kota Pasuruan.

Dalam kunjungannya ke rumah Savina Arsy Wijaya, Nadiem, meminta orang tua dan keluarga Sevina untuk kuat, sabar dan tegar. Ia bersama keluarga besar Kemendikbud ikut berduka atas insiden yang tak terduga ini.

"Saya ikut berduka dan berbelasungkawa. Yang sabar ya pak. Saya sungguh terharu dan ikut merasa kehilangan generasi penerus bangsa yang luar biasa," kata Nadiem.

Setelah berbincang singkat bersama orang tua korban, Menteri pun lantas berpamitan.

Sebelum pulang, Nadiem memberikan bantuan dan santunan untuk keluarga korban meninggal dalam peristiwa ini.

Kepada media, Nadiem mengatakan, ini suatu hari yang luar biasa baginya. Ia melihat ada empat ruang kelas yang ambruk, ada dua korban meninggal, satu murid, dan satu guru.

"Saya ucapkan belasungkawa yang sedalam - dalamnya. Saya sudah mengunjungi rumah kedua korban ini. Saya sangat sedih," kata dia.

Ia melihat, kejadian ini bukan suatu hal yang bisa diterima. Ia mengaku sudah mengirimkan tim investigasi untuk mencari tahu penyebab jatuhnya empat atap kelas SDN Gentong ini.

Ia berharap, kejadian ini tidak akan terulang kembali. Nadiem meminta semua pihak untuk memberikan pelayanan terbaik dalam hal pendidikan, khususnya untuk fasilitas pendidikan, yakni sekolah.

"Saya akan evaluasi ini. Ke depan, keamanan murid guru dan orang tua menjadi nomor satu, agar belajar bisa dengan aman dan senang," tutupnya singkat.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved