Kabar Jember
Cemburu dan Uang Belanja jadi Alasan Ibu Restui Anak Bunuh Ayah di Desa Sumbersalak, Jember
Cemburu dan Uang Belanja jadi Alasan Ibu Restui Anak Bunuh Ayah di Dusun Juroju Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo, Jember. Jasadnya ayah dicor.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: yuli
Busani pun menyelidiki perilaku suaminya. "Saya selidiki, kata beberapa orang yang bekerja di ladang itu, dia punya pacar. Saya pun bertanya kepadanya. Dia malah meminta saya cari suami lain. Selalu begitu jawaban dia kalau marah," imbuhnya.
Sebelum Surono tewas, lelaki itu sempat bekerja selama empat bulan di Bali.
Setelahnya, dia kembali lagi ke desanya. Busani mengatakan, sikap Surono tetap tidak berubah. Dia tidak menganggap dirinya sebagai istri.
Hal itu ditambah dengan kecilnya hasil kebun kopi yang diberikan kepada Busani.
Sampai akhirnya, sekitar Maret lalu, atau beberapa pekan sebelum Surono tewas, Busani 'curhat' kepada anaknya, Bahar.
Curhat itu antara lain perihal ketidaksukaan Surono kepada istri Bahar. "Saya bilang kalau bapaknya tidak suka sama menantu, atau istrinya Bahar," tuturnya.

Selain cerita itu, Busani juga menuturkan dirinya dipukul oleh sang suami. Pemukulan dilakukan memakai sandal di bagian lengan atas kanan.
"Saya cerita kalau saya habis dipukul sampai lebam. Dipukul pakai sandal. Mendengar cerita saya, Bahar langsung bilang 'lek ngono, tak pateni ae (kalau begitu aku bunuh saja)'," kata Busani sambil menirukan ucapan anaknya ketika itu.
Mendengar perkataan anaknya, Busani pun tidak melarangnya. Dia malah bilang 'terserah' dan 'ikhlas'. "Saya bilang, 'saya ikhlas' dan 'terserah kamu'," tuturnya.
Menurutnya, keinginan membunuh Surono berasal dari Bahar. Namun dia mengakui tidak melarangnya.
Akhirnya pada suatu malam di akhir Maret 2019, Bahar menelepon dirinya. Dia menuturkan sedang dalam perjalanan dari Bali untuk pulang ke rumahnya.
Bahar tiba di rumah itu sekitar pukul 23.00 Wib. Busani menceritakan lagi, Bahar bertanya kepada dirinya apakah ayahnya sudah tidur. Dia pun menjawab bahwa Surono tidur di kamar rumah barat.
Bahar pun meminta palu. "Dia minta pethil (palu). Saya kasih, tapi katanya terlalu kecil," imbuhnya.
Dia tidak mau memakai palu itu. Busani kemudian menyuruh Bahar untuk mencari benda yang diperlukannya.
Bahar pun mendapatkan linggis berukuran panjang sekitar 65 centimeter, diameter 4 centimeter, dan berat 10 Kg.