Cara Pembunuh Bayaran Incar Nyawa Soeharto, Modus Mengaku Anak Berusaha Tipu Bu Tien
Menjadi sosok penting setelah peristiwa G30S/PKI membuat Soeharto tak luput diincar pembunuh bayaran.
Penulis: Raras Cahyaning Hapsari | Editor: Adrianus Adhi
Saya pikir, nanti kalau terjadi hal-hal yang lebih gawat anak-anak di rumah, saya di RS, nanti saya tidak bisa berbuat apa-apa." tulis Bu Tien dalam buku otobiografinya.
Kemudian, Tien Soeharto membawa Tommy pulang ke rumah diantar adik Soeharto, Probosutedjo dan ajudan yang bernama Wahyudi.
Saat itu, Probosutedjo meminta izin Tien Soeharto untuk membawa senjata api.
Lalu, Tien Soeharto setuju.
"Saya minta permisi pada ibu apakah boleh senjata-senjata yang ada di rumah, kita bagi pada Ibnu Hardjanto dan Ibnu Hardjojo. Ibu setuju. Saya sendiri pegang dua jenis senjata," kenang Probosutedjo.
Ketika sampai di rumah, tak ada sosok Soeharto.
Ternyata, Soeharto masih berada di markas Kostrad.
Soeharto memberi amanat kepada pengawalnya agar sang istri dan anak diungsikan ke rumah ajudan di Kebayoran Baru.
Ketika berada di rumah ajudannya, Tien Soeharto tambah gelisah.
Ada kabar yang menyebut seorang anak perempuan mengaku sebagai anak Soeharto.
Ia sedang mencari sang ayah.
"Waktu saya di pengungsian, tiba berita dan diberitahukan kepada saya bahwa ada seorang anak perempuan sedang mencari ayahnya yang bernama Soeharto. Ia sedang menunggu di rumah Chaerul Saleh," tutur Tien.
Mendengar itu Tien Soeharto langsung bergerak.
Ia berangkat ke rumah Chaerul Saleh dengan dikawal oleh ajudannya.
Sesampainya di sana, Tien mendapati ada seorang anak perempuan yang didampingi oleh anggota AURI.