Kabar Tulungagung

Tak Hanya Tali Pocong dan Kafan, Sutarji Juga Mengoleksi Benda Peninggalan Peradaban Jawa Kuno

Tak Hanya Tali Pocong dan Kafan, Sutarji Asal Tulungagung Juga Mengoleksi Benda Peninggalan Peradaban Jawa Kuno

Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/David Yohanes
Sutarji, warga Tulungagung kolektor benda peninggalan orang mati dan benda peradaban Jawa Kuno. 

SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Sutarji (62), warga Desa Aryojeding, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung dikenal sebagai sosok yang nyentrik.

Dia mengoleksi barang-barang peninggalan orang mati.

Barang-barang seperti tali pocong, tali bekas untuk gantung diri, kain kafan, uang sawur (uang yang disebar selama perjalanan menuju ke makam), hingga helm dan jaket korban kecelakaan lalu lintas dia kumpulkan.

Ada pula keranda mayat dan cungkup makam yang diambilnya dari kuburan.

Namun selain benda-benda yang bikin bulu kuduk merinding itu, sebenarnya Sutarji juga punya koleksi barang-barang antik.

Sutarji Kolektor Benda Horor di Tulungagung, Mulai Tali Pocong Hingga Helm Korban Kecelakaan Maut

Terungkap Alasan Sutarji Warga Tulungagung Kolektor Benda Orang Mati, Terkait Hantu dan Roh Jahat

Kisah Hidup Sutarji Kolektor Benda Orang Mati di Tulungagung, Suka Balap Liar dan Akrab dengan Mayat

Barang-barang itu disusun dan dikelompokkan sesuai jenisnya, layaknya sebuah museum.

Itulah sebabnya selama ini rumah Sutarji dikenal dengan nama Museum Aryojeding.

Koleksinya adalah benda-benda yang dipakai oleh masyarakat Jawa kuno.

Seperti lesung, gledek, guci Jawa, hingga senjata tradisional orang Jawa.

“Sudahlah, sampeyan tanya saja mau benda apa, nanti saya tunjukkan,” ujar Sutarji.

Sutarji (62) warga Tulungagung menunjukkan koleksi tali pocong, yang disimpannya dalam lemari kaca.
Sutarji (62) warga Tulungagung menunjukkan koleksi tali pocong, yang disimpannya dalam lemari kaca. (SURYAMALANG.COM/David Yohanes)

Dengan koleksinya ini, Sutarji kerap mendapat kunjungan para siswa SD hingga SMA, bahkan mahasiswa.

Mereka ingin belajar tentang kehidupan Jawa masa kuno, berdasar benda-benda peninggalannya.

Dengan senang hati Sutarji dan istrinya, Tasmiati (54) menyambut para siswa.

“Saya ini sangat senang kalau ada kunjungan. Rumah saya selalu terbuka buat siapa saja yang mau belajar,” katanya.

Ayah dua orang dokter ini mengaku mulai mengumpulkan benda-benda kuno ini sekitar tahun 1987.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved