Berita Malang
Berita Malang Hari Ini Populer, Sebab Kecelakaan Gus Hilman & Museum Benda Orang Mati Milik Sutarji
Berita Malang hari ini populer, penyebab kecelakaan Gus Hilman dan museum benda orang mati milik Sutarji.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Berita Malang hari ini populer salah satunya penyebab kecelakaan yang menimpa Gus Hilman.
Selain itu berita Malang hari ini lainnya juga menyangkut museum benda orang mati milik pria bernama Sutarji di Tulungagung.
Selengkapnya langsung saja simak rangkuman berita Malang hari ini populer Kamis 19 Desember 2019.
1. Penyebab Kecelakaan Gus Hilman
Kabar duka dari pesantren mahasiswa Al - Hikam Malang. Gus Hilman atau H Hilman Wajdi bin KH A Hasyim Muzadi mengalami kecelakaan di Tol Malang - Pandaan (Mapan), Rabu (18/12/2019) pagi.
Kecelakaan terjadi di KM 62 - 63 jurusan Pandaan - Malang, Desa Sukorejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan.
Kecelakaan melibatkan dua kendaraan yakni Kijang Innova Nopol N 1261 DX, dan Truk Nopol BK 8006 DV.
Kijang Innova itu adalah kendaraan yang ditumpangi oleh H Hilman Wajdi.
Dari keterangan kepolisian, kecelakaan ini bermula saat Kijang Innova Nopol N 1261 DX yang dikemudikan Moh Izza Arroziq (22), sopir H Hilman Wajdi melaju dari arah Pandaan menuju Malang.
"Kami masih melakukan penyelidikan, namun dugaan kuat sopir kendaraan kijang Innova kurang berhati - hati dan menjaga jarak dengan kendaraan di depannya," kata Kasatlantas Polres Pasuruan AKP Bayu Halim.
Ia menjelaskan, kendaraan ini melaju dengan kecepatan tinggi di lajur lambat.
Setelah itu, menyalip kendaraan yang ada di lajur cepat.
Sesampainya di lokasi, dugaan kuat kendaraan ini kurang menjaga jarak.
"Akibatnya, menabrak dari belakang kendaraan truk Nopol Bk 8006 DV yang dikemudikan Pujiarno. Truk ini juga berjalan searah dengan kendaraan kijang Innova tadi," jelasnya.
Kasat menerangkan, untuk sopir truk tidak mengalami luka sedikit pun. Akan tetapi, sopir kijang Innova mengalami luka di pinggang dan memar di sejumlah tubuhnya.

Sedangkan, H Hilman Wajdi, kata Kasat, mengalami luka robek di kepala bagian belakang. Tangan kanan lecet. Keduanya dibawa ke RS Lawang Medika, Lawang, Malang.
"Insiden ini membuat satu orang meninggal dunia, yakni penumpang kendaraan kijang Innova (H Hilman Wajdi),"ungkapnya.
Bayu, sapaan akrab Kasatlantas menjelaskan, pihaknya masih akan terus menyelidiki penyebab utama kecalakaan ini.
Sementara itu, Kendaraan kijang innova Nopol N 1261 DX mengalami rusak pada bodi samping kiri sampai belakang. Ringsek, dan kaca depan pecah.
Sedangkan, kendaraan truk Nopol BK 8006 DV mengalami rusak pada bak belakang pojok kanan desok, slebor roda belakang bengkok, dan pengaman samping bengkok.
2. Kondisi Moh Izza Arroziq
Moh Izza Arroziq (22) masih menjalani perawatan di IGD RS Lawang Medika, Kabupaten Malang.
Izza Arroziq adalah sopir Kijang Innova yang terlibat kecelakaan bareng H Hilman Wajdi.
“Korban masih diobservasi oleh dokter,” ujar petugas IGD RS Lawang Medika kepada SURYAMALANG.COM,Rabu (17/12/2019).
Petugas IGD tersebut mengatakan keluarga Izza belum tiba di RS.
Informasinya, keluarga Izza sedang dalam perjalanan dari Blitar menuju Malang.
“Keluarganya masih dalam perjalanan dari Blitar,” terangnya.
Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hikam Kota Malang, H Hilman Wajdi meninggal dalam kecelakaan di Tol Pandaan-Malang KM 62 – 63 di Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, Rabu (18/12/2019) sekitar pukul 03.00 WIB.
“Keluarga mendapat kabar kecelakaan Gus Hilman itu pada pukul 03.30 WIB,” ujar Edy Hayatullah, adik ipar Gus Hilman kepada SURYAMALANG.COM.

Saat itu putra ketiga almarhum KH Hasyim Muzadi tersebut dalam perjalanan pulang setelah mengantar putranya yang menempuh pendidikan di ponpes Jepara.
Gus Hilman diantar oleh santrinya.
“Santrinya yang mengemudikan kendaraan itu,” tambahnya.
Keluarga kaget saat mendengar kabar kematian Gus Hilman.
Rencananya, jenazah Gus Hilman akan dikebumikan di rumah almarhum KH Hasyim Muzadi lama di Cengger Ayam atau dekat Ponpes Al Hikam.
Pemakaman jenazah H Hilman akan dilakukan sekitar pukul 12.00 WIB.
“Pemakaman nanti habis Salat Zuhur di rumah abah yang lama,” terangnya.
Gus Hilman meninggalkan seorang istri bernama Naila Izza dan empat orang anak.
Ratusan pelayat memadati rumah duka H Hilman Wajdi di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hikam, Kecamatan Lowokwaru.
Putra ketiga almarhum KH A Hasyim Muzadi ini meninggal dalam kecelakaan di exit tol Purwodadi, Kabupaten Pasuruan pagi tadi.
Sejumlah pelayat terlihat memenuhi rumah duka dan membacakan tahlil untuk almarhum yang akrab disapa Gus Hilman tersebut.
Sebagian pelayat berkumpul di Masjid Ponpes Al Hikam membaca Surah Yasin dan tahlil.
3. Museum Benda Orang Mati Milik Sutarji
Sutarji (62) memiliki museum yang berisi koleksi benda-benda orang mati.
Museum nyeleneh ini berada di rumahnya di Desa Aryojeding, Kecamatan Rejotangan, Tulungagung.
Sebuah keranda mayat dilengkapi roda ada di halaman samping rumah Sutarji.
Keranda mayat itu adalah bagian dari koleksi museum pribadi milik Sutarji.
Ayah dua anak ini berkisah bahwa keranda mayat itu berasal dari daerah Wlingi, Kabupaten Blitar.
Sebelumnya keranda ini dibuang, karena dianggap membawa sial.

Sebab dalam waktu 47 hari, ada 43 orang meninggal dunia dan diangkut dengan keranda ini.
“Jadi orang tidak mau memakai keranda ini lagi, kemudian dibuang begitu saja. Lalu saya bawa pulang,” tutur Sutarji kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (17/12/2019).
Sutarji juga memiliki lemari disiapkan khusus untuk menyimpan benda-benda orang mati, seperti belasan tali pocong.
Suami dari Tasmiati (54) ini memang kerap membantu pemakaman di desanya.
Bahkan dia masuk liang lahat untuk menata jenazah sebelum ditutup tanah.
Sutarji juga yang mengazani jenazah saat sudah di dalam liang lahat.
“Setelah di dalam liang lahat, tali pocong kan harus dilepas. Kemudian saya bawa pulang. Jadi bukan makamnya saya gali dan saya curi talinya,” ucap Tarji.
Sutarji hafal nama satu per satu pemilik tali pocong yang disimpannya.
Selain tali pocong, ada sejumlah helm milik korban kecelakaan lalu lintas.
Helm-helm ini diambil dari lokasi kecelakaan ruas jalan raya Tulungagung-Blitar, Desa Aryojeding.
Di bagian bawah lemari juga tersimpan sebuah tambang warna biru.
Tambang yang lazim dipakai tali sapi ini bekas dipakai untuk alat gantung diri.
Di luar kepala Sutarji menyebut nama-nama korban.
“Ini tali pocongnya Pak Yai Bahroji. Beliau meninggal ditabrak truk. Itu helmnya Mas Handik. Dia meninggal ditabrak bus,” terang Sutarji.
Di bagian belakang lemari ini ada semacam ruangan yang didesain tidak kalah horor.
Di belakang ruangan ada sebuah keranda mayat yang ditutup kain, layaknya mayat yang siap diberangkatkan ke kuburan.
Kemudian di dinding tertempet sejumlah jaket, semuanya bekas orang meninggal dunia kecelakaan.
Ada juga sepasang pakaian pengantin adat Jawa berwarna hitam.
Sama seperti koleksi yang lain, sepasang baju pengantin ini juga bekas orang meninggal dunia bersama, tahun 1974.
Sepasang pengantin ini meninggal dalam sebuah kecelakaan lalu lintas di Sendang Biru, Kabupaten Malang.
“Waktu itu saya masih muda, masih suka balapan di sana. Pas balapan ada kejadian itu, pakainnya saya ambil terus dibawa pulang,” kenang Sutarji.
Ada pula sejumlah cungkup makam yang menjadi koleksi.
Cungkap adalah bangunan mirip gazebo di atas makam, dengan tujuan melindungi makam dari panas atau hujan.
Cungkup-cungkup itu disulap jadi gazebo mini, untuk menaruh koleksi lainnya.
Koleksi itu bermula dari keinginan Sutarji untuk bertemu hantu atau roh jahat.
“Kok orang-orang itu sering cerita ditemui hantu, tapi saya kok tidak. Jangan-jangan cuma khayalan saja,” ucap laki-laki ramah ini.
Sutarji mulai melakukan segala cara agar bisa melihat hantu.
Awalnya Sutarji mengambil cungkup makam. Bangunan kecil di atas makam untuk melindungi makam dari panas dan hujan ini dibawa pulang.
“Pikir saya kalau cungkupnya dibawa pulang hantunya akan datang. Ternya tidak datang juga,” tuturnya.
Kini sembilan cungkup yang diambil dari makam itu menjadi bagain dari koleksi museum antiknya.
Setelah itu aksinya semakin menjadi-jadi, seperti mengambil keranda mayat yang dianggap angker dan menyimpannya sebagai koleksi.
Dengan keranda “wingit” itu Sutarji juga sempat melakukan aksi nyleneh.
“Saya pernah tidur di keranda itu, kemudian dibawa ke kuburan saya orang-orang. Ternyata juga tidak bertemu hantu,” katanya.
Akhirnya setiap ada orang kecelakaan dan meninggal dunia, Sutarji mengambil benda yang tersisa atau tertinggal.
Pada akhirnya benda-benda itu hanya menjadi koleksi, dan tidak membuatnya bertemu hantu.
Salah satu aksi nekat Sutarji yang sempat mengundang kekhawatiran warga adalah mengambil batu punden Desa Aryo Jeding.
Batu punden itu dulunya dianggap sangat angker dan sering dipakai orang untuk nyadran.
Mereka membawa sesajen lengkap dengan ingkung ayam kampung.
“Saya pikir batu kok dikasih ingkung ayam. Akhirnya saya bawa pulang batunya,” terang Sutarji.
Saat itu warga mengingatkan Sutarji, bahwa nyawanya bisa terancam karena ulah roh halus di dalamnya.
Namun karena sikapnya yang kaku, Sutarji mengabaikan peringatan itu dan menganggapnya hanya mitos.
Sutarji yakin, hanya Gusti Allah yang bisa memastikan kematian seseorang.
Nyatanya Sutarji lagi-lagi gagal berjumpa dengan roh halus, apalagi sampai mengancam nyawanya.
Batu punden itu kemudian ditata di halaman samping, menyatu dengan koleksi nyleneh lainnya.
Meski begitu, Sutarji tetap mengizinkan kalau ada orang untuk nyadran.
“Setelah ada orang nyadran, saya panggil tetangga-tetangga untuk makan ingkung ayamnya,” terang Sutarji.