Kota Batu
Ada Koin Bertulis ‘Nderland Indie 1825’ dan ‘Java 1810’ di Situs Pendem, Kota Batu
Punjul Santoso bersama jajaran Forkompimda meninjau langsung penemuan situs struktur bata di Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.
Penulis: Benni Indo | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, KOTA BATU - Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso bersama jajaran Forkompimda meninjau langsung penemuan situs struktur bata di Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jumat (20/12/2019).
Punjul mengatakan bahwa penemuan situs itu mendapat perhatian dari pemerintah daerah, terutama dari Dinas Pariwisata.
“Kami sebagai pemerintah daerah harus melestarikan penemuan tersebut, diketahui ini peninggalan Kerajaan Singosari. Kalau perlu pembebasan tanah akan kami anggarkan,” ujar Punjul kepada SURYAMALANG.COM.
Kegiatan ekskavasi dilakukan di area 300 meter persegi sebelah utara Punden Pendem. Tim berhasil membuka enam buah kotak gali di titik yang berbeda.
Setiap kotak gali berukuran 4 x 4 meter dengan kedalaman mencapai 60 centimeter hingga 1,5 meter.
Selain struktur bata, tim BPCB Trowulan juga menemukan dua buah koin dari masa Belanda yang terbuat dari tembaga.
Temuan ini diperoleh pada tatanan struktur bata di kedalaman 64 cm dari permukaan tanah. Adapun kedua koin tersebut masing-masing bertuliskan ‘Nderland Indie 1825’ dan ‘Java 1810’.
Tak mau penemuan peninggalan sejarah tersebut rusak, Punjul meminta kepada Sekda, Camat dan Pemerintah Desa agar dilakukan tindak lanjut.
“Penemuan sejarah seperti ini penting. Karena dari sini Indonesia bisa beridiri tegak sampai hari ini.”
“Penemuan ini patut dilestarikan agar masyarakat tak lupa dengan sejarahnya,” imbuhnya.
Arekolog BPCB Trowulan, Wicaksono Dwi Nugroho menjelaskan, temuan di Desa Pendem sangat penting.
Dibanding temuan situs lainnya yang ada di Kota Batu, temuan di Pendem dikatakan Wicaksono lebih signifikan.
Artinya, berpeluang menguak sejarah kawasan Pendem maupun Kota Batu.
Selama ini, situs sejarah di Kota Batu selalu diidentikkan dengan Candi Songgoriti. Kemudian ada temuan Rondo Kuning di Songgokerto.
Namun temuan Rondo Kuning tidak seperti situs di Pendem yang struktur batanya masih tertata dan berukuran penuh.
“Untuk temuan purbakala di Batu, kita tahu Songgoriti dari bahan batu. Kemudian temuan Rondo Kuning di Songgokerto.”
“Tapi di Pendem ini lebih signidikan. Ini memperjelas di Batu banyak sebaran purbakala,” terang Wicaksono.
Namun temuan di kawasan Batu banyak didominasi temuan fragmentaris. Oleh sebab itu, temuan di Pendem yang diduga candi dinilai sangat penting.
“Ya, sementara ini kami simpulkan candi dari bahan bata. Ukuran ini lebih besar dari Situs Sekaran di Pakis, Kabupaten Malang.”
“Di sana kami menemukan banyak fragmen porselen dan mata uang gepeng dari abad ke 10 dinasti Song.”
“Tuman bata di Pendem ini lebih besar, kami duga ini lebih tua. Mungkin era Singosari. Orientasi bangunan mengarah ke Gunung Wukir,” terang Wicaksono.
Selain itu, Wicaksono juga menyatakan temuan koin Belanda di permukaan tanah telah menguatkan dugaan tim terkait satu hal.
Antara lain, kemungkinan bangunan batur atau mandapa pada 1800-an masih nampak di permukaan tanah. Kemudian bangunan terpendam atau dipendam karena satu faktor.
“Mungkin ini juga yang menjadi asal usul nama Desa Pendem,” kata tim arkeolog BPCB Trowulan.