Kabar Lamongan
Kisah Mertua CEO Persela & Sekkab Lamongan yang Tewas Dibunuh, Ada Kebiasaan Mulia Korban
korban masih bercerita bahwa Sabtu hari panen pepaya dan rencana Minggu (5/1/2020) besok sang ibunda akan mengirimkan pepaya itu ke panti asuhannya bu
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, LAMONGAN - Keluarga Sekkab Lamongan mengaku tidak memiliki firasat apa-apa, sebelum ibu mertua Yuhronur Efendi meninggal dengan tragis.
Yuhronur Efendi mengisahkan, pada Jumat (3/1/2020) sekitar pukul 13.30 WIB masih bertemu dengan korban di kediamannya. Bahkan korban masih bercerita bahwa Sabtu hari panen pepaya dan rencana Minggu (5/1/2020) besok sang ibunda akan mengirimkan pepaya itu ke panti asuhannya bu Nunung.
"Biasanya rutin dibarengi beras yang memang setiap bulan diberikan," ungkap Yuhronur.
• Dugaan Perampok dan Pembunuh Mertua CEO Persela Lamongan Mulai Terungkap, Penjaga Rumah Saksi Kunci
• Video Ibu Mertua CEO Persela Lamongan Tewas Dibunuh, Diduga Korban Perampokan yang Dilakukan 1 Orang
• Detik-detik Pemakaman Lina Mantan Istri Sule, Mantan Suami Ikut Gotong Keranda Jenazah
Mertuanya memang orang yang suka berbagi dan ulet dalam memperjuangkan keluarga, termasuk dengan usaha beberapa kontrakannya.
Selama masa hidupnua juga paling rajin membangunkan anak-anaknya untuk salat tahajud dan shalat subuh.
" Bahkan saat meninggal, beliau juga dalam keadaan mengaji setelah shalat dan masih pakai mukena," kata menantu pertama almarhum ini.

Karena itu menjadi kebiasaannya ketika di rumah Sumberwudi maupun saat mengidap di rumah anak-anaknya.
"Itu yang paling saya ingat, beliau selalu mengingatkan untuk salat," ungkapnya.
Selama ini, kata Yuhronur, mertuanya tidak pernah mengeluh. kalau berbagi, itu ya berbagi kesenangan.
"Kalau punya masalah atau hal-hal yang tidak menyenangkan itu jarang diceritakan kepada anak-anaknya," katanya.
Bahkan sebaliknya, senang sekali menceritakan kepada anaknya, cucunya, tetangganya hal - hal yang menyenangkan.
"Beliau juga aktif dalam kegiatan bersama ibu-ibu manula," katanya.
Korban selama ini hidup sendirian di rumah, kadang kalau menginap di rumah anaknya tidak bisa terlalu lama, karena dia lebih senang di rumahnya.
"Mungkin beliau tidak ingin mengganggu anak-anaknya atau mungkin sudah terbiasa mandiri," katanya.
Memang tinggal sendiri, tapi kadang-kadang anaknya bergantian datang, karena memang anak-anaknya jauh, yang paling dekat anak terakhir yang laki-laki, itu yang hampir setiap hari Sabtu pulang.