Nasional
Geger Siswa SMK Gantung Diri, Kini Siswi SMP di Jakarta Loncat dari Lantai 4, Korban Bullying?
Geger Siswa SMK Gantung Diri, Kini Siswi SMP di Jakarta Loncat dari Lantai 4, Korban Bullying?
Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Geger siswa SMK di Surabaya gantung diri, kini ada siswi SMP di Jakarta yang loncat dari lantai 4 gedung sekolah.
Banyak spekulasi yang beredar jika para murid yang nekat bunuh diri ini merupakan korban bullying atau perundungan saat di sekolah.
Bagaimana pendapat psikolog tentang fenomena bunuh diri siswa dan siswi sekolah yang terjadi?
Aksi bunuh diri yang dilakukan oleh salah seorang siswi SMPN 147 Jakarta menjadi sorotan.
Siswi SMP ini nekat melompat dari lantai 4 gedung sekolahnya pada, Selasa (14/1/2020) sore .
Siswi yang diketahui berinisial SN ini pun dilarikan ke RS Polri Kramat Jati untuk jalani perawatan.
Dua hari dirawat, SN meninggal dunia pada Kamis (16/1/2020) sekitar pukul 16.15 WIB sore.
Jenazah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur.
Peristiwa ini pun menjadi sorotan warganet dan di media sosial banyak yang membicarakan penyebab siswi SMPN 147 itu melakukan bunuh diri.
Banyak netizen yang mengira jika SN mungkin menjadi korban tindakan bullying di sekolah.
Mendengar kabar tersebut, pihak sekolah membantah isu yang sedang hangat didiskusikan masyarakat itu.
Kepala SMPN 147 Jakarta Narsun mengatakan, penyebab korban mencoba bunuh diri bukan karena menjadi korban bully. Dia menegaskan tidak ada aksi bully di sekolah yang dipimpinnya.
"Terkait bullying, bukan bullying, tidak ada bullying di sekolah, kalau kita fokus memberi materi di pendidikan pada siswa jadi tidak ada aksi bullying," kata Narsun di lokasi, Jumat (17/1/2020) dikutip dari Kompas.com dalam berita berjudul "Sekolah Bantah Siswinya Lompat dari Gedung karena Jadi Korban Bully".

Dia menambahkan, pihaknya tidak mengetahui motif korban mencoba bunuh diri. Pihak sekolah juga mengenal korban sebagai siswi yang baik dan tidak pernah melakukan pelanggaran yang berat.
"Kita tidak tahu motif dan pas kejadiannya, anaknya biasa-biasa saja seperti siswi pada umumnya," ujar Narsun.