Gara-gara Alis Siswi SMA Dihina Oleh Guru, Diteriaki Anak Jin dan Disumpahi 7 Keturunan Tak Selamat

Kekerasan guru terhadap murid kembali terjadi, kali ini seorang siswi SMA dihina guru karena alis.

Penulis: Raras Cahyaning Hapsari | Editor: Adrianus Adhi
Tribunnews
siswa SMA dihina karena alis 

SURYAMALANG.COM - Kekerasan guru terhadap murid kembali terjadi, kali ini seorang siswi SMA dihina guru karena alis.

Menurut pengakuan siswi SMA itu, dirinya disebut anak jin hingga disumpahi 7 keturunan tak selamat.

Peristiwa siswi SMA dihina guru ini terjadi di Kandis Ogan Ilir.

Selain dihina, siswi SMA itu juga disuruh sang guru untuk bersumpah di atas Alquran.

Berikut ini fakta-fakta lengkapnya dilansir SURYAMALANG.

1. Penyebab Korban Dihina

Dilansir dari Tribunnews dalam artikel berjudul 'Gara-gara Cukur Alis, Siswi SMA Diteriaki Anak Jin oleh Bu Guru', penyebab korban dihukum gurunya adalah karena alis.

Kala itu korban, yakni T tak bisa menjawab pertanyaan guru tersebut perihal alasanya dirinya mencukur alis.

Kejadian tersebut terjadi pada Kamis 16 Januari 2019 pagi, usai piket.

Saat masuk jam pertama, para siswa kelas XI tersebut diabsen satu per satu oleh Guru berinisial A yang memegang jam pelajaran saat itu.

"Pas nama saya dipanggil, saya disuruh ke depan."

"Ditanya kenapa alis itu, saya diam."

"Ditanya lagi, langsung disuruh bersumpah di atas Al Quran dan dikatain 7 keturunan tidak selamat."

"Lalu disuruhnya merangkak keliling lapangan. Saya sempat dikatain anak jin," ujarnya saat diwawancarai, Senin 20 Januari 2019.

2. Korban Sempat Kabur

Saat sang guru lengah, korban pun sempat berusaha kabur karena malu.

Namun sayang, aksinya itu diketahui oleh oknum guru tersebut.

"Guru tadi menghampiri, posisi saya masih merangkak, saya ditendangin di pinggang sebelah kiri sampai saya terguling. Kemudian saya disuruh ulangi merangkak dari awal," ungkapnya.

Karena kejadian itu, ia merasa malu dan merasa kesakitan di pinggang sebelah kiri.

Ia juga bingung, lantaran merasa tidak ada masalah dengan oknum guru itu sebelumnya.

3. Alasan Korban Mencukur Alis

Menurut Korban, ia mencukur alis itu bukan karena disengaja.

Ia mengatakan, alisnya dicukur lantaran karena terpotong.

"Alis saya terpotong, jadi dibeneri tante di salon. Saya tidak begitu tahu kalau tidak boleh cukur alis," kata dia.

Usai kejadian tersebut, ia merasa malu untuk kembali bersekolah di sekolah tersebut.

Karena pasca kejadian, ia mengalami bullying dari siswa-siswa lain.

"Sudah tiga hari tidak sekolah, setelah kejadian (karena malu)," jelasnya.

4. Konfirmasi Sekolah

Sementara itu saat dikonfirmasi, pihak Sekolah melalui Wakil Kesiswaan SMAN 1 Kandis, Muhammad Temmi mengatakan, pihaknya membantah adanya penendangan yang dilakukan oleh oknum guru di sekolah tersebut.

Ia mengatakan, hukuman yang dikenakan kepada siswinya itu dalam batas wajar.

"Kami tidak mungkin membunuh siswa kami, mereka itu anak-anak kami," ujarnya saat dikonfirmasi via telfon.

Ia mengatakan, saat ini pihak sekolah telah memanggil guru yang bersangkutan untuk menjelaskan kejadian tersebut.

"Sudah kita panggil," jelasnya.

Peristiwa Serupa: Siswi SMK Trauma Disebut Perempuan Nakal Oleh Gurunya

Akibat diteriaki sebagai perempuan nakal oleh seorang guru di depan umum, siswi SMK berinisial Ar mengalami trauma dan terancam berhenti sekolah.

Sejak dilecehkan oleh guru, banyak teman-teman Ar justru ikut mengejeknya.

Ironisnya, mereka menganggap hal itu sebagai lelucon, tanpa memikirkan perasaannya.

Ketua Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kepri, Erry Syahrial menyesalkan perbuatan guru tersebut.

Apalagi, merendahkan martabat seorang siswi di depan umum.

“Tidak seharusnya seorang pengajar berlaku seperti itu."

"Apalagi terhadap anak muridnya sendiri,” kata Erry, Minggu (19/1/2020).

Untuk mengusut kasus itu, pihak KPPAD mengaku akan melakukan koordinasi dan melaporkannya kepada Dinas Pendidikan Provinsi Kepri.

Dengan upaya yang dilakukan itu, diharapkan guru yang bersangkutan menyesali perbuatannya, dan ke depan tidak terulang kasus serupa di sebuah lembaga pendidikan.

“Itu bukan cerminan seorang guru, seharusnya guru itu menjadi contoh, bukan malah berlaku kurang ajar kepada peserta didiknya."

"Gurukan tugasnya mendidik, kalau ada salah di muridnya, sudah seharusnya dididik,” terang Erry.

Selain mencederai lembaga pendidikan, apa yang dilakukan guru tersebut juga dianggap bertentangan dengan Perda Perlindungan anak.

Karena merasa malu, kini Ar memilih pindah tempat tinggal di Batam bersama kakeknya.

Sebelumnya, Ar sempat akan pindah sekolah di Tanjungpinang.

Namun, rencana itu tidak jadi dilakukan karena nilainya ada yang kurang.

Diketahui saat ini ia berencana untuk mengambil paket C di Batam.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved