Kampus To Kampung & Kampung Asuh, Upaya Pemkot Galang Potensi Kampus Demi Percepat Pembangunan
Walikota Malang Sutiaji menginisiasi pertemuan dengan para rektor perguruan tinggi di Kota Malang di Balaikota
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Zainuddin
“Jika tidak ada datanya, maka tidak tahu akan diberi penanganan apa. Data harus valid dan tidak parsial,” sarannya.
Sedang Rektor Universitas Brawijaya (UB) Prof Dr Ir Nuhfil Hanani MS menyebutkan beasiswa yang telah diberikan pada mahasiswa UB dari Kota Malang sebanyak 913.
Pemberian beasiswa karena tidak mampu dan berprestasi.
Ia menyebutkan, sekarang ada perubahan skema untuk beasiswa Bidik Misi yaitu menggunakan KIP (Kartu Indonesia Pintar).
“Jika dari SMA sudah mendapat KIP, maka jika mendaftar juga pintar, pasti mendapat beasiswa Bidik Misi,” kata Nuhfil.
Sedang untuk ‘Kampung Asuh’ saran sama juga diberikan agar ada pertemuan lagi dengan LPPM masing-masing kampus. Sehingga zonasinya jelas.
Dari paparan walikota, ‘Kampung Asuh’ yang dibebankan ke perguruan tinggi tidak sama.
Jika kampus skala besar bisa mengasuh tiga kampung. Jika skala kecil, hanya satu kampung.
“Nanti misalkan ada penggarapan seperti desa wisata, berbagai perguruan tinggi bisa berkolaborasi sesuai kemampuannya,” kata Nuhfil.
Prof Dr Ir M Bisri MS : Segera Bertemu LPPM
Dari respons para rektor, maka di forum itu, Ketua Tim Pertimbangan Percepatan Pembangunan Daerah, Prof Dr Ir M Bisri MS menyatakan akan melakukan pertemuan dengan LPPM tiap kampus.
“Mohon izin dari rektor-rektor setelah ini ada pertemuan dengan LPPM,” tandas Bisri.
Sebab semakin cepat, diharapkan anggaran di LPPM ada yang diberikan untuk program ‘Kampung Asuh’.
Sebab untuk PTN barangkali sudah ada yang dibagikan ke dosen untuk pengabdian.
“Tolong didumi (diberi). Kalau untuk PTS kan lebih fleksibel,” kata dia.