Geger Orang Dipatuk Ular Cobra Tiru Atraksi Panji dan Garaga, Panji Petualang Beri Peringatan

Geger Orang Dipatuk Ular Cobra Tiru Atraksi Panji dan Garaga, Panji Petualang Beri Peringatan

Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
Tribunnews.com
Geger Orang Dipatuk Ular Cobra Tiru Atraksi Panji dan Garaga, Panji Petualang Beri Peringatan 

"Makanya peran orangtua sangat dibutuhkan untuk membimbing bahwa yang mereka lakukan itu tidak baik, tidak benar dan semacamnya," ucap Panji.

Geger Orang Dipatuk Ular Cobra Tiru Atraksi Panji dan Garaga, Panji Petualang Beri Peringatan
Geger Orang Dipatuk Ular Cobra Tiru Atraksi Panji dan Garaga, Panji Petualang Beri Peringatan (Grid.ID)

Panji pun menegaskan, aksi yang ia lakukan baik di YouTube dan televisi itu memang bukan untuk anak tapi untuk dewasa.

Lantaran hal itu lah, Panji menerapkan peraturan dalam filter di konten YouTube-nya, di mana kontennya hanya bisa diakses oleh penonton di atas usia 10 tahun.

Panji justru mempertanyakan anak-anak yang bisa mengakses konten YouTube-nya, meski masih berusia di bawah 10 tahun.

Seharusnya, lanjut Panji, orangtua sudah mengantisipasi hal ini dengan menyediakan aplikasi YouTube khusus untuk anak-anak.

"Berarti mereka bisa mengakses konten saya dari HP yang ada email orangtua, karena pakai akun dengan usia dewasa, dan YouTube pun sudah ada aplikasi YouTube Kids sebenarnya," ucap Panji.

Panji Petualang yang selama ini dikenal sebagai pawang dan penjinak hewan turut bersuara berkait seorang pawang ular yang tewas digigit king cobra.

Adapun sebelumnya, Norjani, pawang ular di Desa Pak Utan, Kecamatan Toho, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, tewas setelah berkali-kali digigit king kobra saat melakukan atraksi, Sabtu (25/1/2020).

Pawang Ular Kobra Menjemput Ajal Setelah Atraksi, Direkam Saat Dipatuk Berkali-kali
Pawang Ular Kobra Menjemput Ajal Setelah Atraksi, Direkam Saat Dipatuk Berkali-kali (Kolase SURYAMALANG/Instagram)

Berbicara di kanal YouTube-nya dalam video berjudul "DI G1G1T ULAR | PANJI YANG DISALAHKAN ??", Panji mengatakan, pawang itu meninggal lantaran tak langsung mendapatkan pertolongan pertama.

"Pawang tersebut tidak langsung melakukan imobilisasi untuk perlakukan penolongan pertama tapi dia malah masih berkomunikasi dengan rekannya dan masih memegang ularnya," ucap Panji seperti dikutip Kompas.com, Selasa (28/1/2020).

Kata Panji, seharusnya imobilisasi pada orang yang terkena gigitan ular adalah harus tak peduli siapa pun korbannya.

"Kuncinya ketika kita terkena gigitan ular pertolongan pertama itu hukumnya wajib untuk penanganan anti bisa," ucap Panji.

Menurut Panji, faktor kedua yang membuat seseorang sulit mendapat penanganan ketika digigit ular king cobra adalah karena ketersediaan anti bisa.

"Karena memang anti bisa di Indonesia itu hanya ada bisa mengobati 3 gigitan ular, yakni jenis kobra biasa, ular tanah, dan ular welang," kata Panji.

"Jadi idealnya untuk mengobati 3 gigitan ular dari 1 antibisa yang kita miliki di Indonesia ini," lanjut Panji.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved