Kronologis Kekerasan yang Dialami MS, Siswa SMPN 16 Malang, Bukan Hanya 1 Peristiwa
Rekan MS menyebut kondisi lebam di beberapa bagian tubuh MS bukan hanya disebabkan satu peristiwa saja, tapi ada beberapa peristiwa.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Dyan Rekohadi
Saat itu G dan W yang semula akan membantu mengangkat MS yang kakinya sakit membatalkan niatnya karena datang sekelompok anak lain yang mengangkat MS.
Tapi bukannya membantu MS, kelompk anak ini justru kembali menjatuhkan MS ke lantai setelah diangkat bersama -sama.
Esok harinya MS masih sekolah. Namun memakai perban di kakinya.
Kemudian pada Senin dan Selasa dia tidak masuk sekolah.
G dan W menyebut sosok MS sebagai anak pendiam dan suka menyendiri.
Dia jarang bercerita masalah pribadi. "Kalau saat main bersama ya main aja," kata G.
Setahunya, MS memiliki satu adik dan tinggal bersama ibunya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang Zubaidah menyatakan kasus dugaan tindak kekerasan di sekolah itu sudah ditangi Polresta Malang Kota.
"Kalau kasusnya bukan kami yang menangani. Dari Reskrim sudah turun," ujar Zubaidah.
Zubaidah, Kadisdikbud menyatakan belum menengok korban.
Untuk mengumpulkan data-data, maka ia meminta keterangan sejumlah pihak di sekolah.
Karena itu ia untuk sementara tidak berani menyimpulkan ada kekerasaan pada siswa itu.
"Makanya tadi saya belum bisa memberi keterangan dulu karena ingin mendapatkan keterangan yang utuh dulu," paparnya terpisah.
Pihak sekolah juga tidak buru-buru memberi sanksi ke pelaku karena masih berproses.
Syamsul Arifin, Kepala SMPN 16 menyatakan pelaku ada tujuh yaitu kelas 7 dan 8.
Ia telah melaporkan kejadian di sekolah itu secara tertulis ke Kadisdikbud yaitu tentang dugaan kekerasaan dan penanganannya. Sekolah baru tahu kejadian itu pada Senin lalu.