Pemakaman Gus Sholah
Sosok Gus Solah di Mata Musyafak Rouf : Pribadi yang Tak Pernah Dendam dan Sakit Hati
Musyafak Rouf mengenang figur almarhum KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah sebagai pribadi rendah hati.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, SURABAYA – Wakil Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Timur (Jatim), Musyafak Rouf mengenang figur almarhum KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah sebagai pribadi rendah hati.
PKB acap kali pernah berbeda pandangan soal arah politik dengan Gus Sholah.
Tapi, perbedaan itu tidak pernah berakhir dendam.
“Kami merasa kehilangan sosok Gus Sholah yang selama ini menjadi inspirator tokoh Jatim.”
“Beliau sosok yang selalu dinamis dan penuh dengan warna,” kata Musyafak Rouf kepada SURYAMALANG.COM, Minggu (2/2/2020).
Alumnus Pondok Pesantren Tebuireng Jombang ini mengakui pribadi Gus Sholah sangat lekat dengan figur KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang juga merupakan kakak Gus Sholah.
“Pasca Gus Dur, Gus Sholah menjadi penerus figur tokoh sentral di Tebuireng,” katanya.
Musyafak mengenang Gus Sholah sebagai pribadi yang tidak pernah memiliki rasa sakit hati.
“Beliau tidak pernah dendam kepada siapa pun. Semua diterima,” kata Musyafak.
Musyafak mengenang sejumlah even politik yang sering membuat PKB dan Gus Sholah berseberangan, seperti Pemilihan Gubernur Jatim atau Pilgub Jatim 2018.
PKB mengusung Saiful Yusuf (Gus Ipul) dan Puti Guntur Soekarno sebagai calon gubernur dan wakil gubernur.
Sedangkan Gus Sholah menjadi tokoh relawan pemenangan pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak.
“Pada momentum tertentu, Gus Sholah selalu kembali ke posisi beliau sebagai ulama dan pengayom semua umat. Bukan lagi kelompok relawan tertentu,” kenangnya.
“Sekalipun beliau berbeda pendapat, Gus Sholah tidak pernah memutus silaturrahmi dengan warga PKB,” kata Musyafak.
PKB mendoakan agar Gus Sholah mendapat tempat terbaik di sisi-Nya.