Kekerasan di SMP Negeri Kota Malang

DPRD Kota Malang Akan Panggil Kepala Dindikbud Soal Kasus Bullying atau Kekerasan di Sekolah

Wanedi selaku anggota Dewan juga menginginkan keterbukaan dari semua pihak atas kasus perundungan yang telah terjadi di Kota Malang.

SURYAMALANG.COM/M Rifky Edgar
Ketua Komisi D DPRD Kota Malang, H Wanedi 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - DPRD Kota Malang Komisi D yang mengurusi dunia pendidikan sangat prihatin dengan viralnya kasus bullying atau perundungan di Kota Malang.

Pasalnya, kasus perundungan tersebut kini sudah menjadi bahan perbincangan publik dan telah mencoreng nama baik dunia pendidikan di Kota Malang.

Untuk itu, pada Rabu, 12 Agustus mendatang, dewan akan memanggil Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Zubaidah terkait dengan kasus perundungan tersebut.

Berikut Ini Sanksi untuk Kepala SMPN dan Kepala Dindikbud Terkait Perundungan di Kota Malang

Nomor Punggung 1 di Arema FC Muncul Lagi, Ada Faktor Pesan Kurnia Meiga Pada Utam

Justin Bieber Cetak Sejarah Baru di Dunia Maya, Artis Pertama dengan 50 Juta Subscriber di YouTube

"Beliau nanti akan kami panggil. Karena kami perlu untuk melakukan diskusi atas permasalahan kasus ini," ucap Ketua Komisi D DPRD Kota Malang, H Wanedi kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (6/2/2020).

Dalam proses pemanggilan tersebut, dewan telah menampung aspirasi, saran dan pendapat dari masyarakat yang akan dijadikan bahan diskusi.

Dewan juga tidak ingin, kasus ini dianggap remeh yang dikhawatirkan bisa terjadi lagi di masa mendatang.

Untuk itu, Wanedi berharap, dari diskusi tersebut muncul sebuah solusi agar dapat mengembalikan lagi citra baik dunia pendidikan di Kota Malang.

"Jadi kami harus menyingkronkan kembali. Karena Kota Malang adalah kota pendidikan, kota ramah anak dan kota segudang prestasi. Jadi harus ada komunikasi lebih intens untuk menyelesaikan masalah ini," ucapnya.

Selain itu, Wanedi juga menginginkan keterbukaan dari semua pihak atas kasus perundungan yang telah terjadi di Kota Malang.

Dia menyayangkan aksi guyonan yang terlalu berlebihan, sehingga membuat MS mengalami luka memar di jari tengahnya.

Untuk itu, dia berharap, kasus ini menjadi kasus yang terakhir yang ada di Kota Malang.

"Saya berharap ini yang terakhir. Maka dari itu kami perlu lakukan diskusi dan akan kita gali apa yang salah di dunia pendidikan kita selama ini?," ujarnya.

Pria yang juga politisi PDIP itu sebelumnya juga sempat bertemu dengan keluarga MS.

Wanedi menceritakan, bahwa MS ini merupakan anak seorang janda yang ekonominya dirasanya kurang cukup.

Untuk itu, selama proses perawatan di rumah sakit ini, Wanedi berharap, Dindikbud membiayai proses perawatan MS.

Selain itu dia juga mendorong adanya pembinaan dan pendampingan baik kepada MS maupun kepada terduga pelaku.

Dikarenakan, mereka ini masih di bawah umur dan kelak bisa menjadi harapan bangsa di masa depan.

"Tentu harus ada pendampingan. Kalau ada perilaku yang kurang baik ya diluruskan. Tidak hanya untuk MS dan terduga pelaku, tapi juga untuk anak-anak lain yang ada di Kota Malang," tandasnya.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved