Pembangunan Kembali Jembatan Roboh di Dau Belum Pasti, Kepala Dinas : Masih Ada yang Ditunggu
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Kabupaten Malang, Romdhoni menerangkan desain yang disiapkan disesuaikan dengan kontur wilayah setempat.
Penulis: Mohammad Erwin | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, KEPANJEN - Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Kabupaten Malang tengah menyiapkan desain guna membangun kembali jembatan penghubung Desa Selorejo dan Desa Gadingkulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Kabupaten Malang, Romdhoni menerangkan desain yang disiapkan disesuaikan dengan kontur wilayah setempat.
"Kami persiapkan desain barunya. Lalu, kami sesuaikan dengan kondisi di lapangan dan karakter aliran air yang sudah pernah terjadi kali ini (banjir bandang)," ujar Romdhoni ketika dikonfirmasi, Kamis (13/2/2020).
• Aurel Hermansyah Bela Lucinta Luna, Setelah Narkoba dan Identitas Terbongkar, Bahas Soal Aib
• Daftar Susunan Pemain Arema FC Vs Persela Lamongan, Tak Ada Pemain Asing di Starting Eleven
• Kisah Lengkap 3 Pilar Arema FC Dipanggil Timnas Indonesia, Hendro Siswanto Ada Senang dan Sedihnya
Romdhoni menambahkan, anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 500 juta. Tapi ada skema yang harus dilalui.
"Untuk penganggaran 2020 sudah final, kalau ada evaluasi ada yang bisa kami pending sementara, ya kami alihkan ke Dau (jembatan). Kalau urgent semua ya kami carikan alternatif lain," jelas Romdhoni.
Ditanya soal kapan realisasi pembangunan jembatan, Romdhoni beralasan ada hal yang harus ditunggu terlebih dahulu.
"Realisasi pembangunan menunggu penganggaran. Jadi sementara ya pakai jembatan darurat," ucap Romdhoni.
Terkait fungsi pembangunan jembatan, Romdhoni mengaku pihaknya berupaya memudahkan masyarakat yang ingin pergi ke wisata petik jeruk Desa Selorejo.
"Sebenarnya pembangunan jembatan itu guna mendukung wisata petik jeruk. Kalau akses umumnya relatif kecil, karena bukan jalur utama. Jadi kawasan jeruk dengan adanya jembatan bisa memudahkan pengunjung," beber Romdhoni.
Bupati Malang, Muhammad Sanusi menyebut robohnya jembatan pengubung antara Desa Gadingkulo dan Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, akibat bencana alam.
Bahkan, Sanusi menilai konstruksi jembatan sudah kuat. Tapi nyatanya, kondisi jembatan itu roboh padahal baru dibangun beberapa bulan lalu.
"Setelah saya melihat di lokasi, kontruksi jembatannya itu cukup bagus. Karena pondasinya tergerus air mau apalagi karena bencana. Kalau gak ada bencana gak akan ambruk itu. Jatuhnya itu bukan karena konstruksi yang tidak bagus," kata Sanusi saat ditemui di Pendapa Peringgitan Pemkab Malang, Rabu (12/2/2020).
Sanusi menambahkan, kondisi hutan di atas wilayah Kecamatan Dau yang sudah gundul, jadi biang kerok timbulnya banjir bandang.
Bencana itulah yang berimbas pada goyahnya kekuatan jembatan.
"Hutan di atas wilayah itu sudah gundul. Ceritanya warga sana gak pernah banjir. Karena gundul, jadi jadi dampaknya banjir. Membawa banyak material air dan pohon tumbang. Ya karena itu," jelas Sanusi.
Terkait perbaikan, untuk sementara waktu pihaknya telah membangun jembatan darurat, yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.
"Kami akan menganggarkan lewat PAK (perubahan anggaran keuangan). Kamo tidak bisa nganggarkan kegiatan itu tanpa APBD (anggaran pendapatan dan belanja daerah. Akan diperkuat konstruksinya," tandas Sanusi.