Travelling
Menengok Industri Kecap Manis Cap Jeruk Pecel Tulen, Kecap Legendaris Surabaya sejak tahun 1937 (1)
Pabrik kecap ini dimulai dari industri rumahan yang dikelola oleh Hwan King Hien dan kini telah diwariskan ke generasi ke tiga, Wahyu Handoko.
Sejak pukul 06.00 WIB, ibu-ibu karyawan kecap manis mulai memasak di depan tiga wajan berukuran besar di atas tungku kayu bakar.
Sembari menunggu kecap mengental hingga berwarna kehitaman, ibu-ibu mengaduk bahan menggunakan pengaduk stainless steel.
"Tergantung gulanya kalau cepat hitam ya cepat matang, sekitar enam jam. Setelah kecap matang, disaring," kata pekerja Sulik kepada rombongan Tour Tematik House of Sampoerna.
Kecap yang matang mulai mengalir dari pipa-pipa ke ruangan lainnya, sementara duduk ibu-ibu yang siap menuangkan kecap dari panci ke botol-botol kaca.
Botol-botol kaca berukuran 600 mili liter tertata di susunan krat untuk kemudian ditutup dan dilabel.
Di teras pabrik, karyawan lain berusia paruh baya hingga 70 tahun duduk melingkari meja. Tiga mangkok berisi lem dan kertas label siap untuk ditempel di botol-botol berisi kecap.
Lalu lalang distribusi kecap hampir menutup pintu depan pabrik, truk membawa puluhan karton berisi kecap manis.
Pabrik Kecap Manis Cap Jeruk Pecel Tulen ini bisa memproduksi hingga 4 ribu liter setiap harinya.
Produksi kecap yang dikelola hingga tiga generasi Hwan ini telah didistribusikan di berbagai wilayah Jawa Timur seperti Surabaya, Lamongan, Krian, Sidoarjo, Gresik bahkan NTT dan NTB.