Nekat Mendaki Gunung Tengah Malam Sendirian, Hanizamal Tak Sadar Kepalanya Berlumur Darah, Tak Sakit
Nekat mendaki gunung tengah malam sendirian, Hanizamal tak sadar kepalanya berlumur darah tapi tak merasakan sakit sama sekali, inikah penyebanya?
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Tekat seorang pria bernama Hanizamal Abu Hanifah mendaki gunung tengah malam menuai pengalaman tak terduga.
Bagaiman tidak, kepala dan tubuh Hanizamal mendadak berdarah tanpa disadari dan baru tahu setelah ditegur orang lain.
Anehnya, Hanizamal tidak merasakan sakit dan mengalami cidera selama perjalanan mendaki gunung sendiri.
Kejadian aneh ini terjadi di sebuah pengunungan Malaysia yang tidak disebutkan namanya.
Kepada mStar pada Kamis (9/5) kemarin, Hanizamal bercerita tentang kejadian yang dia alami sekitar empat tahun yang lalu itu.
Lantaran beberapa alasan, termasuk agar pendaki lain tak merasa takut mendaki, dia tak menyebutkan nama gunung tersebut.
Menurut pria yang berprofesi sebagai insinyur di Ho Chi Minh, Vietnam tersebut, kejadian aneh itu terjadi saat ia sedang menuruni gunung di Selangor, Malaysia.
Waktu itu sekitar pukul 12.00 malam waktu setempat.
Saat itu kondisi kaki Hanizamal mengalami cedera ringan, tapi lelaki asal Pulau Pinang tersebut tetap berjalan di kawasan hutan yang sepi.
Saat sudah sampai bawah dan akan menuju mobilnya, tiba-tiba perasaan Hanizamal tak enak.
Tapi dia sendiri tak tahu kenapa.
"Sambil berjalan, saya mendapat gambaran sesuatu di mobil saya. Saya berjalan selama dua jam ke tempat parkir di tepi sungai," katanya.
Lebih dekat ke area parkir mobil, dia mencium aroma asap rokok sekitar 100 meter dari lokasinya.
Dalam cahaya, dia melihat sekelebat sosok manusia berdiri di belakang mobilnya, seakan-akan sedang melihat-lihat dan memegang sesuatu.
"Saya mulai mencium bau asap rokok dan melihat seperti seseorang di belakang mobil, dia melihat mobil ke kiri dan ke kanan, dia memegang sesuatu, tetapi saya bahkan tidak melihatnya merokok," tambahnya.
Saat itu Hanizamal tak memikirkan apa-apa, justru senang karena merasa ada temannya.
"Saya tidak memikirkan apa-apa dan itu menyenangkan karena saya akhirnya menemukan orang-orang setelah malam sebelum saya naik gunung sendiri," katanya.
Hanizamal mengakui dirinya senang mendaki sendirian karena ingin lebih dekat dengan Tuhan dan menantang dirinya sendiri.
Hanizamal mencoba untuk mendekati objek itu.
Begitu dia ingin berbicara dengannya, dia terkejut oleh sosok hitam yang berbalik ke arahnya dan hilang dalam asap gelap.
Hanizamal seketika merinding, bulu kuduknya berdiri.
Insinyur itu kemudian melihat sekeliling karena takut makhluk itu tidak benar-benar pergi tapi justru memanggil 'teman-temannya' datang.
Tanpa menunda, ayah tiga anak itu mengganti baju dengan yang lebih bersih.
Dia kemudian menyalakan mesin mobil dan menuju Tempat Istirahat dan Pemeliharaan Tanjung Malim (R&R) untuk beristirahat.
"Ketika saya tiba di R & R sekitar jam 3 pagi, saya membeli air dan pedagang itu terkejut melihat saya," kisahnya.
"Saya terkejut dan bertanya kepadanya mengapa dia terkejut, dia berkata ‘tidak ada apa-apa, bang, nanti abang kembali ke mobil dan lihat badan abang'," katanya, yang tidak curiga pada awalnya.
Setelah membeli air, Hanizamal kembali ke mobil dan menyalakan lampu untuk melihat kondisinya.
Betapa terkejutnya dia melihat wajah dan tangannya berlumuran darah seolah-olah dia baru saja dicakar.
Yang mengejutkan, Hanizamal tidak merasa begitu sakit dan justru bingung karena darah di wajahnya terlihat begitu banyak seperti luka parah.
Dia kemudian membersihkan dirinya dan tidur beberapa jam di R & R karena terlalu lelah untuk melanjutkan perjalanannya kembali ke Penang.
"Pagi itu, aku bangun dan pergi ke toko lagi untuk bertanya apakah wajahku baik-baik saja,” ceritanya.
“Pedagang laki-laki itu berkata aku terlihat lebih baik daripada sebelumnya.”
Tapi dia masih bertanya-tanya tentang kejadian yang sebenarnya terjadi.
Merasa tak yakin, tapi Hanizamal berpikir apakah makhluk yang menunggunya di mobil terkait dengan darah di wajah dan tangannya?
Setelah kejadian itu, dia lebih berhati-hati ketika melakukan aktivitas mendaki di malam hari.
Kisah Pendaki Hilang
Pengalaman tak terlupakan mendaki gunung sendiri juga pernah dialami pria yang pernah hilang 6 hari dan berhasil selamat.
Pendaki itu bernama Indra yang dikabarkan sempat hilang ketika mendaki Gunung Muro di Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Pendaki Indra mengaku tersesat selama enam hari dan harus bertahan hidup seadanya dengan mengandalkan apa yang ada di hutan.
Tak tinggal diam menunggu bantuan datang, Indra sempat berusaha untuk mencari jalan keluar selama enam hari tersebut, namun dalam masa-masa tersebut, Indra menemui sejumlah hal janggal.
Indra melakukan pendakian ini seorang diri dengan harapan akan sampai puncak dan kembali ke bawah dalam waktu singkat.
Dituturkan Indra, kejadian tersebut bermula ketika ia hendak bertolak kembali ke kaki gunung setelah mencapai puncak Gunung Muro ketika hari sudah menjelang gelap.
Namun, ditengah perjalanan turun gunung, Indra justru terpeleset dan membuatnya terpelosok ke lereng sehingga membuatnya jauh jalur pendakian.
Indra yang sudah keluar dari jalur pendakian, lantas memutar otak dan memutuskan untuk mencari jalur sungai, karena jalur tersebut akan mengantarkannya ke kaki Gunung.
Kejadian ini diceritakan oleh Indra saat diundang dalam acara Brownis di Trans TV (3/7/2019).
"Saya kan sempet jatuh dari atas itu sekitar 5 meteran," ucap Indra seperti dikutip Grid.ID dari YouTube TransTV Official (3/7/2019).
"Awalnya kan hanya 5 meter, tapi setelah jatuh-jatuh ke bawah itu sekitar 50an meter," sambung Indra.
Setelah berhasil menemukan jalur sungai, Indra pun masih mendapatkan jaringan telepon di ponselnya dan memutuskan untuk menelepon sang adik.
Di tengah pencarian jalan keluar, Indra kemudian mendengar suara seperti dentingan lonceng.
"Sebenarnya bukan suara lonceng, tapi ya kalau saya gambarkan kurang lebih gitu bang (seperti lonceng)," papar Indra pada Ruben Onsu.
"Suaranya kayak besi dipukul gitu, di kampung-kampung kan kayak biasa gitu untuk ngasih tahu jam," lanjutnya.
Mendengar suara dentingan tersebut, Indra pun mengikuti sumbernya dengan harapan dapat menemukan pemukiman penduduk.
"Terus kamu ikuti suara itu?" tanya Ruben Onsu.
"Ya saya pikir kan itu suara sering, saya pikir itu dari sebuah perusahaan, karena di bawah kan juga ada perusahaan, gitu," jawab Indra.
"Saya ikutin, tapi kadang suaranya besar kadang jauh, tapi denger," lanjut Indra.
"Suaranya kadang ilang terus ada lagi, hilang, ada lagi gitu," bebernya.
Setelah lama mengikuti sumber suara tersebut, keanehan turut ia rasakan dimana suara tersebut hilang dan datang lagi, hingga akhirnya suara dentingan lonceng itu benar-benar menghilang.
Indrapun akhirnya sadar bahwa dirinya tersesat setelah mengetahui di ponselnya tidak ada sinyal atau jaringan komunikasi.
Indra kemudian memutuskan untuk istirahat di pinggiran sungai dan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan keesokan harinya.
Saat itulah Indra mengalami kejadian aneh, ketika tengah berusaha memejamkan mata, Indra mendengar seseorang tertawa.
"Saya tidur, posisi saya tidur di batu, tidur kayak gini (posisi menunduk), pas tidur ada denger suara," jelas Indra.
"Suara ketawa, itu jelas sekali, bukan binatang, saya yakin itu suara," lanjutnya.
"Suara ketawanya kayak gini, 'hahaha,' suaranya cowok. Dan itu bukan di atas atau di bawah, itu emang di dekat saya," ungkap Indra.
Krena merasa ada yang aneh, Indra memutuskan untuk menghindari tempat itu dan memilih fokus mencari jalan keluar.
Beruntung, di hari keenam, Indra bertemu dengan seseorang yang membantunya untuk keluar dari gunung Muro.
Kala itu lokasi Indra berada di sebuah gubuk kosong yang berada di tengah hutan dengan kondisi sudah pasrah dan hanya bisa menunggu bantuan datang.
"Ketemunya waktu itu hari ke enam, saya benar-benar menunggu, karena di situ ada bekas sampah, jadi saya pikir masih jalur orang lewat," ujar Indra.
Di hari ke enam itu, Indra bertemu dengan seorang pemburu dan memintanya untuk diantar pulang.
"Saya langsung bilang, 'om bisa bantu saya untuk keluar cari jalan,' dia langsung reflek, 'iya, kamu yang naik Jumat kemarin kan," kisah Indra menceritakan pertemuannya dengan sang pemburu.
Pemburu tersebut rupanya sudah mengetahui kabar hilangnya Indra sebelum berangkat untuk berburu.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/suryamalang/foto/bank/originals/ilustrasi-pendaki-gunung-dan-hanizamal.jpg)