Penanganan Virus Corona di Malang
Social Distancing Jadi Nama Menu, Digital Marketing Jadi Cara Hidupkan Restoran di Malang yang Sepi
Beberapa paket untuk take away dibuat. Agar menarik, paket tersebut dinamai Social Distancing yang isinya menu-menu khas restoran.
Penulis: Aminatus Sofya | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Sejumlah restoran di Kota Malang, Jawa Timur tampak sepi setelah Wali Kota Malang menerbitkan edaran larangan dine in (makan ditempat) untuk mencegah penularan Covid-19 atau virus corona.
Edaran itu berlaku sejak 19 Maret sampai 29 Mei 2020.
“Sejak corona meluas warung saya sepi. Ditambah larangan makan di tempat ini,” ucap seorang pedagang soto di Jalan Trunojoyo, Yanto, Sabtu (21/3/2020).
• Pemkot Malang Anggarkan Rp 2,3 Miliar Untuk Penanganan Wabah Virus Corona, Termasuk untuk Bilik Sico
• Stasiun Kota Malang Jadi Sepi, Lebih Seribu Calon Penumpang KA Batal Berangkat karena Virus Corona
• Dampak Virus Corona Sejumlah Artis Pilih Tunda Pernikahan, Dari Jessica Iskandar hingga Katy Perry
Dia mengatakan pendapatannya turun hingga 50 persen.
Menyikapi kebijakan Wali Kota Malang, Yanto juga tidak mempunyai strategi marketing selain mengandalkan pemesanan via ojek daring.
“Ya sementara mengandalkan ojek online sama pembeli ke sini,” katanya.
Pemilik restoran Papertown Eatery, Edwin Budi juga mengandalkan digital marketing selama masa self quarantine.
Beberapa paket untuk take away dibuat. Agar menarik, paket tersebut dia namai Social Distancing yang isinya menu-menu khas restoran.
“Kami tawarkan promo-promo untuk menarik. Strategi marketing digital jalan satu-satunya yang harus dipilih di tengah situasi saat ini,” tutur Edwin.
Edwin berharap wabah virus asal Wuhan, Tiongkok itu segera berakhir.
Namun selama masa pagebluk corona ini, dia mengandalkan digital marketing sebagai solusi.
“Mudah-mudahan cepat selesai sih wabah ini,” pungkas dia.