10 Ribu Alat Rapid Test Virus Corona Akan Mulai Disebar ke Kabupaten Kota di Jatim, Skala Prioritas
10.000 alat rapid test tersebut dipastikan Khofifah bukan alat rapid test yang dipesan dari pemerintah pusat, tapi sumbangan dari pihak swasta
Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan bahwa besok pagi, Kamis (26/3/2020), sebanyak 10.000 rapid test akan tiba di Grahadi dan langsung di sebarkan ke daerah.
Hal itu disampaikan Khofifah saat jumpa pers perkembangan kasus covid-19, Rabu (23/3/2020).
Tapi 10.000 alat rapid test tersebut dipastikan Khofifah bukan alat rapid test yang dipesan dari pemerintah pusat.
• UPDATE Jumlah Kasus Positif Covid-19 di Jatim Tidak Bertambah, Jumlah ODP Tembus 2.542 Orang
• Satu ODP Dinyatakan Negatif, Hingga Kini Belum Ada PDP dan Pasien Positif Covid-19 di Kota Batu
• Rutinitas Baru Dendi Santoso Saat Libur Panjang Arema FC, Perhatian Lebih ke Anak & Peliharaan
Alat tersebut merupakan sumbangan dari pihak swasta yang menamakan diri mereka Yayasan Tzu Chi Buddha yang diberikan pada Pemprov Jatim melalui Gugus Tugas Penanganan Covid-19.
“Insya Allah besok ada yang menyumbangkan alat rapid test covid-19 dan jumlahnya lumayan besar dari Tzu Chi Buddha, mereka akan sumbang rapid test 10 ribu,” ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Rabu (25/3/2020).
Dikatakan wanita yang juga mantan Menteri Sosial dan mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan ini, begitu alat rapid test tiba, maka besok akan langsung didistribukan ke rumah sakit-rumah sakit di Surabaya maupun rumah sakit daerah di Jawa Timur.
“Kami akan segera distribusikan sesegera mungkin. Proses distribusi sedang kita siapkan untuk bisa segera sampai ke daerah-daerah,” kata Khofifah.
Menurutnya ada sistem prioritas yang dibuat dalam pendistribusian alat rapid test ke daerah-daerah dan rumah sakit.
Di mana faktor yang dilihat adalah dari faktor risiko, dan juga jumlah ruang isolasi di setiap rumah sakit.
Jumlahnya juga ditentukan berdasarkan variabel atau rasio. Sehingga setiap rumah sakit akan mendapatkan jumlah rapid test secara proporsional berdasarkan faktor tersebut.
“Yang mendapatkan prioritas tes adalah tenaga medis. Mulai dokter, perawat, paramedis yang berinteraksi langsung dengan pasien. Berikutnya yang positif dan keluarganya, PDP dan keluarganya. Artinya yang tersisir-sisir sudah harus terkonfirmasi dengan rapid test itu,” jelas Khofifah.
Jika alatnya masih cukup, juga akan dilakukan tes pada ODP.
Pengujian rapid tes ini juga akan dilakukan pada keluarga ODP. Sebab ke depan juga masih akan datang lagi alat rapid test yang dipesan oleh Pemprov Jawa Timur dari pusat sebanyak 200.000 alat rapid test.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Gugus Tugas Kuratif Penanganan dan Pencegahan Covid-19 di Jatim Joni Wahyuhadi.
Ia mengatakan bahwa kemungkinan besar alat ini bahkan sudah tiba pada malam hari ini.
Sehingga besok sudah bisa dilakukan distribusi ke daerah. Menurutnya sistem distribusi akan dilakukan melalui Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit.
“Malam ini alatnya datang dan besok kita akan bagi ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kota dan Rumah Sakit. Kita akan evaluasi, yang merawat pasien PDP akan mendapatkan jumlah alat yang lebih banyak,” kata Joni.
Kemudian ada sistem prioritas dari siapa saja yang akan dilakukan rapid test.
Pertama tentu adalah tenaga kesehatan yang berkontak langsung dengan pasien PDP dan yang positif.
“Rumah Sakit yang mengembangkan ruang isolasi juga akan kita berikan alat tes cepat lebih.
Memang kalau alat hanya 10 ribu itu kurang. Tapi kita akan terus memetakan prioritas sembari menunggu alat uji datang lagi,” tegas Joni.