Pilwali Surabaya

Daftar Kader PDIP yang Berpeluang Jadi Pesaing Machfud Arifin di Pilwali Surabaya 2020

Ada dua kriteria tokoh yang berpotensi menjadi pesaing Machfud Arifin dalam Pemilihan Wali Kota atau Pilwali Surabaya 2020.

net
ilustrasi: Logo PDIP 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Ada dua kriteria tokoh yang berpotensi menjadi pesaing Machfud Arifin dalam Pemilihan Wali Kota atau Pilwali Surabaya 2020.

Machfud Arifin sudah didukung koalisi besar untuk maju dalam Pilwali Surabaya 2020.

"Untuk menandingi Pak Machfud Arifin yang merupakan mantan Kapolda dan didukung banyak partai, PDIP harus hati-hati," kata Mat Mochtar, tokoh senior PDI Perjuangan (PDIP) Jawa Timur (Jatim) kepada SURYAMALANG.COM, Minggu (29/3/2020).

Calon yang bakal diusung PDIP harus memiliki dua kriteria.

Pertama, calon tersebut merupakan kader internal yang telah berproses di partai berlambang kepala banteng ini.

"Dengan mengusung kader sendiri, maka mesin partai akan lebih solid. Hal ini sudah berhasil dilakukan oleh PDIP di Surabaya selama beberapa waktu terakhir," kata Ketua Posko Gotong Royong Jawa Timur ini.

Kader tersebut harus memiliki identitas ke-Surabaya-an yang kuat.

Hal ini ditandai dengan potensi keterpilihan yang bersangkutan di berbagai even politik, baik untuk pemilihan umum, maupun pilkada di Surabaya.

Berbicara stok kader, ada banyak calon potensial yang digaungkan sejak lama, seperti Whisnu Sakti Buana (Wakil Walikota Surabaya, mantan Ketua DPC PDIP Surabaya), Armuji (anggota DPRD Jatim dari dapil Surabaya), sampai Puti Guntur Soekarno (anggota DPR RI dapil Surabaya-Sidoarjo .

Mochtar menyebut kandidat yang diusung PDIP itu juga harus tidak memiliki jejak potensi pelanggaran hukum di masa lalu.

"Kalau ingin menang, ya harus fokus untuk menang. Jangan sampai terhambat oleh berbagai pelanggaran yang pernah dibuat, apalagi pelanggaran hukum," katanya.

Mat Mochtar enggan menjawab secara lugas terkait figur yang pantas untuk diusung.

"Terpenting, kalau salah memilih, PDIP bisa kalah," katanya.

"Dulu saya juga yang mengusulkan nama Tri Rismaharini ke DPP pada tahun 2010. Padahal saat itu beliau kalah tenar dengan figur lain di struktur."

"Namun, DPP mendengar kami karena kami mewakili keinginan kader di akar rumput," katanya.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved