Virus Corona di Jatim
Ketua Fraksi Gerindra Usulkan Gedung DPRD Jatim Jadi RS Darurat Penanganan Pasien Corona
Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim, Hadinuddin mengusulkan Gedung DPRD Jatim menjadi rumah sakit darurat penanganan Covid-19 atau virus corona.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim, Hadinuddin mengusulkan Gedung DPRD Jatim menjadi rumah sakit darurat penanganan Covid-19 atau virus corona.
Gedung DPRD Jatim bisa menjadi RS darurat bila Pemrov Jatim butuh ruang tambahan untuk penanganan para pasien pandemi tersebut.
Hadinuddin melihat RS di Jatim mulai kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) sampai ruang untuk merawat pasien corona.
"Juga belum ada tempat alternatif sebagai RS darurat," kata Hadinuddin kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (31/3/2020).
"Bila anggota DPRD sepakat, ruang anggota dan ruang Fraksi bisa menjadi rumah sakit alternatif," kata Hadinuddin.
Hadinuddin kegiatan kesekretariatan DPRD tidak akan terganggu bila gedung DPRD beralih fungsi menjadi RS.
Sebab, kegiatan kesekretrariatan bisa dialihkan ke gedung baru Sekretariat Dewan (Sekwan) yang baru selesai dibangun.
Saat ini para anggota DPRD Jatim sedang tidak berkantor karena sedang melaksanakan reses di daerah pemilihan (dapil) masing-masing.
"Sekwan bisa pindah ke gedung baru. Halaman parkir bisa diberikan sekat agar memberi privasi untuk kesekretariatan dewan," katanya.
Hadinuddin mengingatkan bahwa Pemrov Jatim memiliki dua tugas dalam hal penanganan Corona.
Pertama, menyiapkan tempat tambahan untuk isolasi dan penanganan pasien yang terpapar corona.
Kedua, menyiapkan kelengkapan APD serta menjaga psikologi masyarakat agar tenang dengan memberikan masker dan handsanitizer untuk langkah preventif.
"Pemerintah jangan sampai kelabakan untuk menyiapkan dua hal ini," kata Hadinuddin.
"Sebab, rakyat yang akan menerima dampaknya akibat kelangkaan barang untuk menjaga dirinya sendiri, utamanya, bagi para medis," katanya.
DPRD Jatim memiliki 120 ruang anggota dewan. Selain itu, juga delapan ruangan fraksi.
Di sisi lain, Ketua Gugus Tugas Kuratif Penanganan Covid-19 Jatim Joni Wahyuhadi menegaskan bahwa kapasitas ruang isolasi maupun ruang observasi yang disediakan Pemprov Jawa Timur masih dalam kondisi cukup atau tidak dalam kondisi overload.
Sebab, Pemprov telah menyiapkan langkah untuk penambahan ruang isolasi maupun observasi untuk penanganan covid-19.
Dia mencontohkan RSUD Dr Soetomo yang memiliki 11 ruang isolasi. Saat ini terpakai untuk delapan pasien positif covid-19 sehingga masih ada ruang isolasi yang belum digunakan.
"Memang sempat full kemarin. Tapi kan ada 3 orang yang pulang karena sudah dinyatakan sembuh. Jadi ada tiga kosong. Tapi rencananya ada satu lagi yang masuk, jadi sisa dua," kata Joni.
Menurutnya, setiap kamar bisa diisi dua pasien. Namun di dalam ruang isolasi tersebut jika diisi lebih dari satu harus dengan pasien yang statusnya sama. Misalnya positif dengan positif covid-19.
Rencananya, Pemrov Jatim akan menambah 20 ruang isolasi di RSUD Dr Soetomo.
Saat ini, Pemrov tengah menunggu alat ventilator mengingat alat untuk bantuan pernapasan bagi pasien covid-19 sudah cukup sulit di pasaran.
RSUD Dr Soetomo menjadi tempat rujukan utama pasien covid-19 di daerah-daerah. Di daerah, juga terdapat 75 rumah sakit rujukan yang sudah memiliki ruang isolasi dan dokter spesialis paru yang bisa menangani covid-19.
Tidak hanya itu, Pemprov sudah menyediakan ruang isolasi tambahan di Rumah Sakit Jiwa Menur. Total ada sebanyak 12 ruang isolasi tambahan yang sudah siap pakai di Gedung Baru RS Jiwa Menur.
"Saat ini sudah terisi enam Pasien di RS Jiwa Menur. Yang menggunakan ventilator ada satu orang. Jadi masih ada bed yang bisa dipakai, walau tentu kami berharap tidak diisi," kata Joni.
Sedangkan untuk ruang observasi, RS Jiwa Menur memiliki 100 bed. Pemprov Jawa Timur juga tengah mengupayakan penambahan ruang isolasi di Rumah Sakit Haji. Termasuk, penambahan bed baik untuk ICU dan HCU.