Kesehatan

Melalui Smartphone Atau Laptop Seseorang Akan Bisa Deteksi Apakah Terinfeksi Virus Corona Atau Tidak

Melalui Smartphone Atau Laptop Seseorang Akan Bisa Deteksi Apakah Terinfeksi Virus Corona Atau Tidak

Editor: eko darmoko
kompas tekno
Ilustrasi 

Dari rumah masing-masing, mereka mengumpulkan data suara pasien positif Covid-19 untuk melatih algoritma.

Mereka juga dibantu oleh para peneliti dari negara lain untuk mengumpulkan data.

Tim tidak hanya mengumpulkan suara dari pasien positif Covid-19 tapi juga penderita virus lain.

Hal itu dimaksudkan agar algoritma terlatih mendeteksi suara yang disebabkan virus berbeda.

Mereka juga mencari video wawancara pasien positif Covid-19 dari situs berita.

"Kami memiliki sampel orang yang sehat, kami punya sampel orang yang mungkin saja terjangkit flu, dan juga semua rekaman batuk yang berbeda-beda, bagaimana batuk di luar sana yang kemudian bisa mengarah ke suatu titik pembeda," jelas Striner.

Striner mengatakan, aplikasi ini akan memberikan hasil false positive ketimbang false negative.

False positive akan menunjukan hasil yang mungkin saja positif namun bukan berarti seseorang benar-benar terinfeksi Covid-19, sehingga harus melakukan uji laboratorium.

Sementara, false negative mungkin saja menunjukan hasil negatif, tapi bukan berarti orang tersebut benar-benar tidak terinfeksi.

"Jika Anda memberi keterangan false negative, maka mereka akan berjalan-jalan dan bisa membuat banyak orang sakit, dibanding memberikan keterangan false positive lebih banyak, mungkin beberapa orang mendapatkan hasil tes yang tidak mereka butuhkan," jelas Striner.

Ilustrasi Virus Corona
Ilustrasi Virus Corona (Stocktrek Images/Getty Images via Kompas.com)

Akurasi belum teruji

Untuk sekarang, masih belum bisa dipastikan seberapa akurat aplikasi ini mendeteksi infeksi Covid-19.

Baik Striner dan Sigh mengatakan, apapun hasil tes dari aplikasi tidak bisa digunakan sebagai saran medis.

"Akurasinya belum bisa diuji saat ini karena kami belum melakukan uji coba terverifikasi yang diperlukan," kata Sigh.

Aplikasi tersebut juga masih dalam tahap pengembangan dan belum mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) maupun Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved