Berita Malang Raya

Kisah Petugas PSC 119 Kota Malang Memakamkan Pasien Terduga Corona, 'Saya Ikhlas Karena SudahTugas'

Dhana harus tetap menjalankan pekerjaannya sebagai koordinator public safety center (PSC) 119

Penulis: Aminatus Sofya | Editor: isy
Aminatus Sofya/TribunJatim.com
Koordinator Public Safety Center (PSC) 119 Kota Malang, Dhana Setiawan (tengah), bersama rekan-rekannya. PSC 119 ini yang bertugas memakamkan pasien terduga maupun positif Covid-19 di Kota Malang. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Siang hari tanggal 4 April 2020, Dhana Setiawan mendapat panggilan darurat untuk memakamkan seorang pasien dalam pengawasan (PDP) yang diduga terinfeksi Covid-19 atau virus corona. Pemakaman itu adalah pertama kali baginya berhadapan dengan salah satu pandemi terburuk dalam sejarah Indonesia.

Perasaan Dhana saat itu campur aduk. Namun, dia harus tetap menjalankan pekerjaannya sebagai koordinator Public Safety Center (PSC) 119, sebuah unit yang menangani evakuasi dan pemulasaran jenazah korban kecelakaan, pembunuhan dan bencana secara gratis milik Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. 

“Namanya takut tetap ada karena jenazah tidak biasa. Tapi saya anggap saja ini pemakaman orang yang negatif corona, supaya saya bisa kuat,” ujar Dhana, Kamis (9/4/2020).

Sebagai garda terakhir, tanggung jawab yang diemban Dhana dan rekan-rekannya di PSC tidaklah mudah.

Untuk memakamkan pasien PDP Covid-19, dia berpacu dengan waktu sebab jenazah harus dikubur dalam rentang waktu empat jam setelah dinyatakan meninggal.

Saat memulasarkan jenazah, Dhana dan timnya wajib mengikuti protokol kesehatan dan memakai alat pelindung diri. Keterbatasan personel, juga dia rasakan.

“Saat personel sudah menutup tanah baru beberapa warga membantu kami karena memang protokolnya begitu,” ujar dia.

Sejak pandemi Covid-19, kegiatan PSC lebih sibuk dari biasanya.

Mulai dari mengevakuasi pasien Orang Dalam Pemantauan (ODP), PDP, positif Covid-19 sampai memakamkannya.

Dhana mengatakan semua kegiatan evakuasi dan pemakaman yang dilakukan PSC 119 harus memakai alat pelindung diri (APD). Selesai memakai APD, mereka rutin mencucinya.

“Kalau sekali pakai berarti harus dibuang. Semua sudah ada timnya,” jelas dia.

Proses pemakaman pasien PDP yang meninggal di Kota Batu, Rabu (8/4/2020).
Ilustrasi - Proses pemakaman dengan protokol Virus Corona. (SURYAMALANG.COM/Benni Indo)

Dukungan dari keluarga

Dhana mengaku mendapat dukungan luar biasa dari keluarganya, pun juga kawan-kawannya di PSC 119.

“Alhamdulillah keluarga mendukung karena ini pekerjaan dari dulu,” ucap Dhana.

Untuk memastikan agar tubuhnya bersih dari virus, Dhana langsung bergegas mandi apabila tiba di rumah.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved