Kesehatan

Sejarah Karantina yang Sudah Dilakukan Ribuan Tahun Silam untuk Memutus Rantai Penularan Penyakit

SURYAMALANG.COM - Di tengah wabah virus corona atau Covid-19, karantina dipercaya sanggup memutus mata rantai penularan.

Editor: eko darmoko
Shutterstock via Kompas.com
Ilustrasi virus corona atau Covid-19 

SURYAMALANG.COM - Di tengah wabah virus corona atau Covid-19, karantina dipercaya sanggup memutus mata rantai penularan.

Karantina disebut sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran penyakit Covid-19, yang disebabkan oleh virus corona jenis SARS-CoV-2.

Karantina, baik wilayah maupun self quarantine yang dilakukan perorangan, telah dilakukan sejak lama.

Dalam beberapa kasus, karantina dilakukan untuk mencegah penularan penyakit.

Praktek karantina seperti ini diketahui sudah ada sejak abad ke-14.

Mengutip Science Alert, konsep karantina pertama kali diperkenalkan di Eropa.

Wabah yang dikenal sebagai Black Death (1347) menewaskan sangat banyak orang di seluruh dunia.

Dalam kurun waktu empat tahun saja, sekitar 40-50 juta orang meninggal di Eropa dan diperkirakan 75-200 juta orang meninggal di seluruh dunia.

Hingga akhirnya pada 1377, kota pesisir Ragusa (kini menjadi Dubrovnik, Kroasia) memberlakukan konsep trentina.

Trentina berasal dari bahasa Italia yaitu trenta yang berarti 30.

Pemerintah setempat meminta kapal-kapal yang bersandar di Kota Ragusa untuk tetap berada di dekat pelabuhan namun tidak bersandar.

Praktek ini dilakukan selama 30 hari.

Sejarah Mencatat Para awak kapal yang berada dalam kondisi sehat usai trentina akan diperbolehkan masuk ke dalam pelabuhan.

Dari 30 hari, pemerintah setempat memperpanjang waktu karantina menjadi 40 hari.

Oleh karena itu istilahnya berubah menjadi quaranta, yang berarti 40.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved