Virus Corona di Malang
Walikota Malang Deg-Degan Menunggu Hasil Rapid Test Pekerja-Staf Pabrik Rokok Sampoerna Malang
Ada 22 orang yang disampling rapid test di Pabrik rokok Sampoerna Malang. Yaitu dua orang perwakilan staf manajemen dan 20 orang dari pekerja/buruh.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Wali kota Malang, Sutiaji mengaku deg-degan menunggu hasil rapid test di pabrik rokok Sampoerna Malang, Senin (4/5/2030).
Saat itu walikota sedang memberikan keterangan pada para wartawan soal kunjungannya ke pabrik rokok di kawasan Blimbing itu.
Tapi angin segar datang ketika dr Husnul Muarif, Humas Tim Satgas Covid-19 Kota Malang menyampaikan soal hasil rapid test.
"Semuanya non reaktif," jelas Husnul dan kemudian disampaikan lagi oleh walikota ke wartawan.
"Saya deg-degan nunggu hasilnya ini. Mungkin juga semua yang di sini juga deg-degan. Alhamdullilah non reaktif semua," ungkap Sutiaji.
Ada 22 orang yang disampling rapid test. Yaitu dua orang perwakilan staf manajemen dan 20 orang dari pekerja/buruh.
Kunjungan ke pabrik itu menyikapi kejadian di pabrik rokok Sampoerna Surabaya sehingga menjadi klaster baru.
Pada para buruh pabrik Sampoerna di Malang, lewat pengeras suara, Sutiaji menyampaikan perlunya kejujuran atas kondisi diri.
Jika sedang tidak enak badan atau mengalami gejala seperti flu, tidak perlu masuk kerja.
Ia juga mengajak para buruh berdoa sejenak dari kegiatan linting rokok saat itu untuk berdoa agar kondisi makin membaik.
Ia juga menyampaikan ada 1100 an pekerja yang dirumahkan namun tetap mendapatkan haknya sebagai kebijakan perusahaan sampai virus Corona berlalu.
Yaitu mereka yang memiliki risiko kesehatan. Seperti berusia di atas 50 tahun, hamil dan memiliki riwayat penyakit seperti diabetes.
"Tidak ada PHK di Sampoerna," kata Walikota.
Selain itu, semua protokol kesehatan juga dipenuhi mulai masuk pabrik hingga di dalam. Begitu juga soal jarak saat melinting rokok.
Saat ini jumlah pekerja menjadi 1700 an.