PSBB Malang Raya
Update PSBB Malang Raya 19 Mei 2020: Sopir Angkot Diminta Cari Pekerjaan Lain dan Jalan Tetap Ramai
Berikut update PSBB Malang Raya hari ini Selasa 19 Mei 2020 yang sudah berhasil dirangkum tim SURYAMALANG.
Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
Bukannya untung, kerugian malah yang didapat sopir angkot ketika nekat bekerja saat wabah corona melanda.
Kebijakan work from home (WFH) membuat aktifitas masyarakat terbatas. Sehingga turut menggerus pendapatan sopir.
"Untuk satu hari rata-rata rekan-rekan keluarin Rp 150 ribu untuk modal bensin. Tapi kadang kita pulang cuman dapat Rp 120 ribu. Tekor sekarang," ujar Edi.
Edi berharap Pemerintah Kabupaten Malang serius memperhatikan nasib warga terdampak penghasilannya karena wabah virus corona.
"Tapi kita tidak memaksa bupati memenuhi seluruh kebutuhan kita semua. Pasti negara punya dana untuk warganya," ungkap Edi.
3. Evaluasi 2 Hari PSBB Malang Raya, Masih Banyak Titik Kerumunan dan Kemacetan Jalan Raya

Masih adanya kerumunan masyarakat dan kemacetan di sejumlah titik menjadi sorotan Pemprov Jatim dalam evaluasi penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Malang Raya.
Ketua Pelaksana penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jawa Timur yang juga Sekdaprov Jawa Timur Heru Tjahjono mengungkapkan hasil evaluasi pertama untuk penerapan PSBB di Malang Raya.
Dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Negara Grahadi, Senin (18/5/2020) malam, Heru mengatakan bahwa masih banyak catatan yang diberikan dari penerapan dua hari PSBB di Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota Batu.
Menurutnya, setelah dievaluasi bersama dengan Forkopimda, masyarakat banyak yang masih belum mematuhi aturan dan juga ketentuan yang harus dilakukan selama PSBB.
Selain itu di sejumlah titik keramaian juga masih terdapat kerumunan masyarakat dan juga bahkan terjadi kemacetan di sejumlah titik di Malang Raya.
"Dari evaluasi pertama yang kami gelar untuk PSBB di Malang Raya, ada beberapa yang memang perlu ditindak-lanjuti. Yang pertama pusat keramaian seperti pasar ada sebagian yang sudah melakukan penerapan ganjil genap, tapi masih ada juga yang belum melnerapkan sistem ini physical distancing," kata Heru.
Selain itu, penerapan dapur umum dikatakan Heru juga masih membutuhkan evaluasi.
Maksimalisasi dapur umum dibutuhkan untuk bisa tetap memberikan pelayanan bagi warga terdampak covid-19.
Di mana dapur umum ini fungsinya adalah untuk menyiapkan makanan siap santap bagi warga terdampak covid-19 di Kabupaten Malang, Kota Malang dan juga Kota Batu.