Virus Corona di Sidoarjo
Pemkab Sidoarjo Jadikan Mal Pelayanan Publik Sebagai Tempat Isolasi OTG
Pemkab Sidoarjo memanfaatkan Mal Pelayanan Publik (MPP) untuk tempat isolasi OTG
"Alatnya sudah datang, dari pusat. Yang warna putih seperti kontainer itu. Ada dua mesin. Sehari bisa swab 500 orang," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Satriawarman.
Alat itu merupakan bantuan dari pemerintah pusat.
Namun yang mengoperasikan nanti adalah tenaga medis dari Sidoarjo sendiri.
Tahap awal, swab test bakal dimaksimalkan untuk hasil tracing, warga yang sempat kontak dengan pasien, dan pasien yang perlu swab untuk memastikan kesembuhannya setelah menjalani perawatan.
"Ketika mesin itu berfungsi maksimal, pelacakan pasien baru bisa semakin cepat. Demikian halnya angka kesembuhan akan cepat meningkat karena hasil swab bisa cepat diketahui," urai dokter Syaf.
Kepada Surya, Syaf juga mengungkapkan bahwa hasil evaluasi sementara ini, PSBB tahap tiga terbilang penyebaran covid-19 di Sidoarjo untuk sementara terbilang lebih landai dibanding PSBB tahap dua.
Selama PSBB tahap satu, jumlah pasien naik 107 orang.
Sepanjang PSBB tahap dua naiknya sampai 300.
Sementara tahap tiga, sampai sekarang hanya 169.
"Kalau dibuat rata-rata, pada PSBB tahap dua rata-rata naik 25 perhari. Sedangkan PSBB tahap tiga, rata-rata 18 perhari," ungkap dia.
Kendati demikian, angka transmisi masih tinggi, 1:4 alias satu orang bisa menularkan virus kepada empat orang.
Hampir sama dengan PSBB tahap dua.
Dan secara wilayah, sejauh ini ada tiga kecamatan yang transmisi penularannya paling tinggi Kecamatan Waru, Taman, dan Kecamatan Sidoarjo.
"Mungkin karena mobilitas warga masih tinggi, dan physical distancingnya kurang," sebutnya.