Berita Malang Hari Ini
Tinjau SLB di Malang, Komisi E DPRD Sebut Jatim Bisa Jadi Acuan Nasional SLB di Masa New Normal
Komisi E DPRD Jatim meninjau Sekolah Luar Biasa (SLB) Pembina Tingkat Nasional Bagian C, Lawang, Malang
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: isy
"Sekolah ini 70 persen untuk vokasi, mirip dengan SMK," kata Suhartono.
Ada 11 pengembangan bakat yang ada di sekolah ini, di antaranya, kecantikan, kriya, musik, otomotif, pertanian, tata boga, hingga kriya kayu.
Kepala Sekolah SLB Pembina Tingkat Nasional Bagian C Malang, Sukahar menambahkan bahwa ada sejumlah persiapan pembelajaran di era new normal.
"Selama masa pandemi kemarin, pembelajaran harus tetap berjalan. Sekalipun dilakukan di rumah," kata Sukahar.
Sekolah ini mengajar siswa dengan berbagai jenis hambatan, di antaranya, penglihatan (tuna netra), pendengaran (tuna rungu), berfikir (tunang grahita), gerak (tunang daksa), hingga autisme.
Total, ada sekitar 180 siswa yang belajar di sini mulai dari jenjang TK hingga SMA.
Sedangkan staf pengajar yang ada di sekolah seluas 4,5 hektare ini sebanyak 75 orang.
Sukahar menerangkan bahwa selama pandemi, pembelajaran tidak berhenti.
Ada dua model pembelajaran yang dilakukan pihaknya.
Pertama, pembelajaran daring (online), di antaranya, untuk siswa tuna rungu di kelas 4, 5, 6, dan SMP serta SMA serta siswa tuna netra di bidang elektro.
Sedangkan yang kedua dengan menggunakan metodenya luar jaringan (luring).
"Tugas akan diserahkan secara manual sekali seminggu. Selanjutnya, tugas bisa dikirim balik atau diambil oleh guru," katanya.
Menghadapi new normal, pihaknya kini tengah mematangkan rencana belajar.
"Kami masih punya waktu tiga bulan sebab masih akan belajar dari rumah hingga September. Rencananya, 1 Juli mendatang kami akan membahas dengan teman-teman SLB lain untuk mematangkan rencana belajar ini," katanya.
Dalam kondisi new normal, setiap hambatan akan diperlakukan berbeda dalam melakukan protokol kesehatan.