Update Zona Merah di Jawa Timur Jumat 26 Juni: Mojokerto Zona Merah, Ponorogo Kuning, Madiun Hijau

Dari update zona merah di Jawa Timur, Mojokerto, Jombang dan Pasuruan masuk wilayah beresiko tinggi penularan virus corona.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
Website Jatim Tanggap Covid-19
Update Zona Merah di Jawa Timur Jumat 26 Juni 2020 

- Zona hijau (daerah tidak terdampak Covid-19)

1. MADIUN

- Berita terkait virus corona di Jawa Timur:

1. Bikin Konten Hoax Tentang Virus Corona, Pria Trenggalek Diciduk Polisi, Satu Orang Masih Buronan

Pria Trenggalek ditangkap polisi gara-gara bikin unggahan hoax tentang virus corona
Pria Trenggalek ditangkap polisi gara-gara bikin unggahan hoax tentang virus corona (SURYAMALANG.COM/Aflahul)

Polres Trenggalek menangkap JS (38) warga Desa Cakul, Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek.

JS ditangkap gara-gara membuat stories WhatsApp berisi informasi palsu bahwa pamannya yang dirawat di RSUD dr Soedomo Trenggalek terpapar Covid-19.

Kapolres Trenggalek AKBP Doni Satria Sembiring mengatakan, stories yang JS buat kemudian ditangkap layar oleh orang lain, yakni inisial BS.

BS kemudian mengunggah hasil tangkap layar itu ke media sosial Facebook dengan tambahan narasi pada pada 22 Mei lalu.

BS kini juga berstatus tersangka untuk kasus yang sama dan menjadi buron polisi.

"Kenyataannya paman (dari tersangka) tidak tertular Covid-19," kata Doni, saat rilis di Mapolres Trenggalek, Kamis (25/6/2020).

Saat rilis itu, JS mengaku tak punya tujuan menjelekkan sang paman ketika membuat stories WhatsApp itu.

"Spontan saja. (Saya) mengakui saya salah dan minta maaf sama keluarga," kata dia.

Ia hanya menduga sang paman terpapar Covid-19 karena harus menjalani swab test ketika dirawat di RSUD dr Soedomo Trenggalek.

Swab test itu dilakukan sebelum sang paman yang menderita infeksi saluran pencernaan dirujuk ke RSUD dr Iskak Tulungagung.

"Saya sedang antar pasien. Terus (kata petugas) belum boleh masuk dulu."

"Katanya (orang-orang), mau ada pasien positif yang dirujuk ke Tulungagung," sambung JS.

Hasil swab yang keluar pada 26 Mei 2020 menunjukkan bahwa sang paman juga negatif Covid-19 atau virus corona.

Dalam stories yang ia bikin, JS mengaku hanya ingin agar warga lebih waspada dan tak ceroboh.

"Supaya pakai masker. Sering cuci tangan saja," tuturnya.

Meski demikian, stories WhatsApp yang JS bikin, yang kemudian diunggah ulang oleh BS, membuat gaduh di lingkungan tempat tinggal sang paman.

Berdasarkan laporan polisi, keluarga paman tersangka itu sempat dikucilkan oleh lingkungannya karena banyak yang mengira positif Covid-19.

Sang anak dari paman tersangka itu tak terima dan melaporkan masalah itu ke Polres Trenggalek.

JS diancam dengan pasal 14 ayat (1) dan (2) UU 1/1946 tentang Peraturan Hukum Pidana jo pasal 54 ayat (2) Jo pasal 17 huruf h keUURI 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

2. 9 Tenaga Kesehatan Positif Corona, Pemkab Sidoarjo Segera Lakukan Evaluasi

Dokter Gatot Pramono dan perawat Sri Agustin, tenaga kesehatan di RSUD Sidoarjo meninggal dunia karena Covid-19
Dokter Gatot Pramono dan perawat Sri Agustin, tenaga kesehatan di RSUD Sidoarjo meninggal dunia karena Covid-19 (ISTIMEWA)

Tenaga kesehatan di Sidoarjo yang terpapar covid-19 terus bertambah. Terbaru, ada tambahan sembilan orang harus menjalani perawatan intensif karena covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Sidoarjo, Syaf Satriawarman, mengatakan sekarang ini totalnya ada 28 orang tenaga kesehatan yang sedang menjalani perawatan.

"Tambah sembilan orang. Dari sebelumnya 19 orang menjalani perawatan, sekarang jadi 28 orang," kata dokter Syaf, Rabu (24/6/2020).

Tenaga medis yang sedang menjalani perawatan itu, ada 9 orang dokter, sebagian lagi perawat, tenaga analis, dan sopir ambulan.

Secara keseluruhan, sudah ada 79 orang tenaga kesehatan di Sidoarjo yang terpapar covid-19.

Mereka terdiri dari para dokter, perawat, sopir ambulan, petugas rumah sakit dan puskesmas.

Dari jumlah itu, ada 28 yang masih menjalani perawatan.

"Tiga orang meninggal dunia. Satu dokter dan dua perawat. Lainnya sudah sembuh," lanjutnya.

Tenaga kesehatan yang terpapar corona itu mayoritas adalah mereka yang bertugas di UGD (unit gawat darurat).

Merujuk pada hasil swab, menurut dokter Syaf, hampir separuh pegawai yang bertugas di UGD terpapar.

Dari analisa dan penelusuran yang diketahui, penularan terhadap tenaga medis itu terjadi antar perorangan.

Ada faktor penggunaan APD (alat pengaman diri), penerapan protokol kesehatan, dan sebagainya.

"Setelah kita telusuri, ada sejumlah orang yang tanpa rujukan (berobat) itu masuk sendiri ke rumah sakit, dan ternyata sebagian dari mereka merupakan orang yang positif covid-19," ungkap Syaf.

Nah, kondisi itu berakibat terhadap penularan ke pengawai rumah sakit dan tenaga medis yang menangani mereka.

Selain di rumah sakit, tenaga kesehatan di puskesmas juga rawan terpapar corona.

Beberapa waktu lalu, pihaknya juga menggelar rapid tes untuk tenaga kesehatan di sejumlah puskesmas di Kota Delta.

Hasilnya, 11 orang dinyatakan reaktif.

Namun setelah dilakukan swab tes, hanya tiga orang yang positif covid-19.

"Itu sudah beberapa waktu lalu, mereka sudah menjalani perawatan dan sudah sembuh," ungkap Syaf.

(Aflahul Abidin/M Taufik/Frida Anjani/SURYAMALANG.COM)

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved