OJK Sebut Auto Gajian Adalah Investasi Bodong, Korban Diminta Lapor Polisi

SURYAMALANG.COM | TULUNGAGUNG - Satgas Waspada Investasi (SWI) menghentikan 18 kegiatan usaha investasi, pada April 2020 lalu. Salah satu penawaran investasi ilegal yang dihentikan adalah Auto Gajian.

Auto Gajian dinilai melakukan usaha investasi uang tanpa mengantongi izin. Ternyata, perusahaan ini berpusat di Kecamatan Boyolangu, Tulungagung.

"Data yang kami terima dari SWI, pusatnya di Boyolangu Tulungagung," terang Juru Bicara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri, Yudi Tri Wibowo, Senin (6/7/2020).

Kenyataan di lapangan, Auto Gajian masih masif mencari nasabah di wilayah Tulungagung.

Banyak warga di wilayah pedesaan yang mendapat tawaran investasi ini.

Mereka diiming-imingi pendapatan yang menggiurkan, misalnya dengan investasi Rp 15 juta bisa mendapat Rp 150 juta.

"SWI sudah meminta menghentikan penghimpunan dana dan penawaran investasi, sampai mendapat izin dari otoritas terkait," sambung Yudi.

Yudi memastikan, Auto Gajian tidak punya legalitas.

Karena itu jika terjadi masalah, maka OJK tidak berhak melakukan mediasi dan klarifikasi para pihak terkait.

Masyakat yang merasa dirugikan diminta untuk langsung melapor ke penegak hukum.

"Karena ilegal, maka tidak di bawah pengawasan kami. Kalau ada yang merasa dirugikan, silakan langsung lapor ke penegak hukum," tegas Yudi.

Sejauh ini OJK Kediri yang juga membawahi wilayah Tulungagung, belum menerima aduan.

Menurut Yudi, pengaduan itu mungkin saja langsung masuk ke SWI.

Hanya Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tulungagung yang mengirim surat secara resmi, minta penjelasan mengenai Auto Gajian.

"Kami juga sudah jawab secara tertulis, kami terangkan bahwa Auto Gajian tidak punya legalitas," ucap Yudi.

OJK juga menembuskan surat penjelasan itu ke Polres Tulungagung.

Selain tanpa legalitas, Auto Gajian juga menjalan skema piramida.

Jika anggota yang sudah mendaftar ingin mendapatkan penghasilan, mereka juga harus mencari anggota lain.