Jurnalis Meninggal Dunia

Polisi Dalami Motif Asmara Orang Ketiga Dibalik Kematian Editor Metro TV yang Dibunuh

Update Kasus Editor Metro TV Tewas dibunuh mengarahkan adanya motif asmara di balik kematian jurnalis bernama Yodi Prabowo

Penulis: Farid Farid | Editor: Adrianus Adhi
Youtube.com/wartakota
Ilustrasi Artikel Kekasih Editor Metro TV yang Dibunuh Ungkap Korban Punya Masalah tapi Tak Berani Cerita 

SURYAMALANG.COM - Update Kasus Editor Metro TV Tewas dibunuh mengarahkan adanya motif asmara di balik kematian jurnalis bernama Yodi Prabowo.

Pihak kepolisian sedang mendalami informasi tersebut, antara motif asmara Yodi dengan kekasihnya Suci Fitri.

Melansir dari Artikel Tribunnews.com: " Dugaan Orang Ketiga di Balik Kematian Jurnalis Metro TV, Ini Kata Polisi "

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Yusri Yunus mengatakan pihak kepolisian akan mengantongi berbagai informasi tersebut sebagai untuk analisa dan evaluasi (Anev) perkara tersebut.

"Informasi itu kita butuhkan. Kita masih butuh informasi sebanyak-banyaknya," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (13/7/2020).

Yusri mengatakan pihaknya juga menampung jika masyarakat memilik informasi lain terkait kasus tersebut.

"Kalau emang ada informasi yang lain silakan datang ke kami," pungkasnya.

Sebagai informasi, adanya orang ketiga dalam hubungan asmara Yodi pertama kali diungkap oleh kekasihnya Suci Fitri.

Dijumpai awak media di saat pemakaman Yodi, orang ketiga itu adalah rekan satu kantor korban.

Orang ketiga tersebut menyukai Yodi. Suci juga pernah menjumpai orang ketiga tersebut untuk memastikan kebenaran informasi tersebut.

Yang bersangkutan mengakui menyukai Yodi kepada Suci.

Namun demikian Suci enggan menghubungkan orang ketiga tersebut dengan kematian yang dialami kekasihnya.

Polisi Temukan Bukti Baru Kasus Editor Metro TV

Sementara itu melansir dari artikel Tribunjakarta.com: " Polda Metro Jaya Temukan Dua Petunjuk Baru Terkait Kematian Editor Metro TV dan Pengakuan Kekasih"

 Polda Metro Jaya mengungkap petunjuk baru terkait kasus kematian Editor Metro TV, Yodi Prabowo.

Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah anak-anak yang bermain layangan menemukan mayat di pinggir tol JORR di Jalan Ulujami Raya, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, Yodi Prabowo tewas akibat luka senjata tajam di leher dan dadanya.

Fakta tersebut, jelas dia, diperoleh berdasarkan hasil autopsi jenazah Yodi Prabowo.

"Luka di leher itu mengakibatkan robek di tenggorokan. Itu yang membuat korban meninggal dunia," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Senin (13/7/2020).

Sementara itu, tusukan di dada sebelah kiri Yodi Prabowo juga mengakibatkan luka parah.

"Untuk luka di dada itu sampai menembus tulang iga dan paru-paru," ujar dia.

Dalam kasus ini, polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di pinggir tol JORR di Jalan Ulujami Raya, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Sabtu (11/7/2020).

Polisi juga mengerahkan dua ekor anjing pelacak guna mencari jejak terduga pelaku pembunuhan.

Sebelum pelacakan, anjing tersebut mengendus barang bukti pisau yang ditemukan di TKP.

Setelah dua kali pelacakan, anjing tersebut berhenti di sebuah warung kopi di dekat Danau Kapalio di Jalan Batako, Ulujami.

Anjing Pelacak

Saat olah TKP pada Sabtu (11/7/2020) kemarin, polisi mengerahkan anjing pelacak.

Polisi juga menggunakan sebilah pisau yang ditemukan di tempat penemuan jenazah Yodi Prabowo.

Pisau itu juga yang diendus anjing pelacak guna menemukan jejak pelaku.

Setelah dua kali pelacakan, anjing tersebut berhenti di sebuah warung kopi di dekat Danau Kapalio di Jalan Batako, Ulujami.

TribunJakarta.com mencoba menggali informasi dari pemilik warung, Amir (41).

Menurut Amir, ia tidak pernah melihat Yodi Prabowo di warungnya.

Sebab, warung kopinya tutup sejak pukul 18.00 WIB.

Sementara, peristiwa dugaan pembunuhan Yodi Prabowo terjadi pada Rabu (8/7/2020) dini hari.

"Nggak pernah lihat saya ada orang Metro TV duduk atau beli apa pun di sini," kata Amir di warungnya, Minggu (12/7/2020).

Namun, ia sempat melihat dua orang remaja sedang nongkrong di depan warungnya pada Selasa malam lalu.

Amir mengatakan dua remaja tersebut merupakan warga setempat.

"Ya mereka anak-anak muda yang tinggalnya di sekitar sini juga. Kadang-kadang bawa temannya," ujar dia.

Ia menuturkan keberadaan kedua remaja itu di warungnya tidak berlangsung lama.

Pasalnya, saat waktu menunjukkan pukul 21.00, ia langsung meminta dua remaja itu untuk pulang.

"Namanya lagi PSBB gini kan nggak boleh ada kerumunan."

"Kebetulan saya juga Satgas di sini, kalau ada orang ngumpul-ngumpul ya saya usir," tutur Amir.

Dua remaja tersebut, terang Amir, berinisial E dan R alias D. Kabarnya, mereka juga telah diperiksa polisi.

"Sudah diperiksa kayaknya kemarin, diinterogasi. Kemarin saya diminta beritahu rumahnya," ucap Amir.

Hingga hari ini, Minggu (12/7/2020), polisi telah memeriksa 20 orang saksi.

"Kita masih melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi. Sudah 20 saksi yang kita mintai keterangan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus saat dikonfirmasi.

Yusri menjelaskan, proses penyelidikan polisi terus mengalami perkembangan.

"Pelaku belum ditangkap, tapi sejauh ini ada progres lah. Itu teknis penyelidikan," ujar dia

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved