Update Zona Merah di Jawa Timur Sabtu 22 Agustus 2020: Surabaya Merah Ponorogo Kuning Malang Oranye

Terangkum Update zona merah di Jawa Timur hari ini 22 Agustus 2020, terdapat daerah Kabupaten Gresik, Kabupaten Malang & Kota Blitar masuk zona oranye

Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: Adrianus Adhi
Kolase shutterstock via Kompas.com/infocovid19.jatimprov.go.id
update zona merah di Jawa Timur hari ini Sabtu 22 Agustus 2020 

8. Kabupaten Bangkalan 

9. Kabupaten Tulungagung 

10. Kabupaten Trenggalek 

- Daftar zona hijau (daerah tidak terdampak Covid-19) Sabtu 22 Agustus 2020

Nihil

- Berita terkait virus corona di Jawa Timur:

1. Pemimpin kabupaten Sidoarjo, Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin atau Cak Nur meninggal dunia karena terpapar Covid-19,Sabtu (22/8/2020) sore.

Foto Dokumentasi Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat bersama Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin. Khofifah langsung menunjuk Sekda Sidoarjo sebagai Plh Bupati
Foto Dokumentasi Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat bersama Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin. Khofifah langsung menunjuk Sekda Sidoarjo sebagai Plh Bupati (SURYAMALANG.COM/Fatimatus Zahroh)

Cak Nur yang kini menjadi orang nomor satu di Sidoarjo itu meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan di rumah sakit.

Hanya dalam hitungan jam mendapat perawatan di RSUD Sidoarjo ia berpulang, padahal ia dikabarkan masih sempat menjalankan salat Zuhur saat dirawat .

Wafatnya Cak Nur benar-benar mengagetkan banyak kalangan. Apalagi, pria yang akrab disapa Cak Nur itu meninggal dunia karena terpapar covid-19.

Direktur RSUD Sidoarjo dokter Atok Irawan menceritakan proses perawatan Cak Nur.

Bahkan, sejak beberapa waktu lalu, ketika almarhum mengeluh sakit batuk, sesak napas, dan suhu tubuhnya panas.

“Hari Rabu kemarin, pas pulang dari Jakarta beliau (almarhum Nur Ahmad) menghubungi saya. Kemudian minta diperiksa kesehatannya karena mengeluh badannya panas, sesak napas dan batuk,” ungkap dokter Atok, Sabtu (22/8/2020) sore.

Kemudian dirontgen dan dilakukan beberapa pemeriksaan, hasilnya ada pneumonia di sebelah kiri.

“Saya sarankan agar dirawat inap, tapi beliau minta rawat jalan saja karena masih ada beberapa kesibukan penting, termasuk rapat paripurna di DPRD Sidoarjo,” urai Atok.

Permintaan itu pun dituruti. Cak Nur diobolehkan rawat jalan dan diberi sejumlah obat. Termasuk antivirus, obat batuk, dan sebagainya.

Ya, Rabu kemarin memang Cak Nur hadir di Rapat Paripurna yang digelar di DPRD Sidoarjo.

Beberapa peserta rapat sempat melihat wajah Cak Nur yang agak pucat, seperti sedang sakit.

Sampai pada Sabtu pagi tadi, dokter Atok dihubungi oleh istri Cak Nur. Dibilang bahwa Nur Ahmad hendak opname.

Petugas RSUD Sidoarjo pun langsung menjemput Cak Nur di rumah dinas, dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan di sana.

“Kami rawat mulai pukul 09.00 WIB. Dikasih infus, dan langsung tes PCR atau swab test. Hasilnya memang begitu, positif covid-19. Kemudian dokter spesialis paru, jantung, dan anastesi langsung bergerak cepat menangani beliau,” lanjut Atok.

Atok mengisahkan, Sabtu siang Cak Nur sempat memaksa untuk turun dari ranjang. “Ambil wudhu dan Salat Dhuhur,” kisahnya.

Setelah itu, kondisinya semakin memburuk. Sempat dipasang ventilator juga. Terdeteksi, ada penumbatan di pembuluh darah di jantung, dan jantungnya berhenti mendadak. Sekira pukul 15.10 WIB, Nur Ahmad berpulang.

2. Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Blitar belum membuka kembali belajar tatap muka untuk siswa SD dan SMP pada masa new normal.

Sarana tempat cuci tangan di SDN Bendogerit 2 Kota Blitar.
Sarana tempat cuci tangan di SDN Bendogerit 2 Kota Blitar. (SURYAMALANG.COM/Samsul Hadi)

Sebab, Kota Blitar masih masuk zona oranye penyebaran virus Corona atau Covid-19.

Plt Kepala Disdik Kota Blitar, Priyo Suhartono mengatakan Pemkot Blitar tetap patuh dengan surat keputusan bersama (SKB) empat menteri soal pembukaan kembali pembelajaran tatap muka di sekolah pada masa pandemi Covid-19.

Sesuai SKB Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Agama, pembukaan pembelajaran tatap muka di sekolah hanya diperbolehkan untuk daerah yang penyebaran Covid-19 masuk zona kuning dan zona hijau.

Itupun harus ada izin dari orang tua.

"Saat ini Kota Blitar masih masuk zona oranye penyebaran Covid-19. Kami tidak bisa gegabah membuka pembelajaran tatap muka di sekolah. Kami tetap menerapkan pembelajaran dari rumah," kata Priyo kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (21/8/2020).

Disdik tidak mau mengambil risiko yang membahayakan kesehatan anak, orang tua, dan tenaga pendidik jika membuka kembali pembelajaran tatap muka di masa pandemi Covid-19.

Disdik juga tidak ingin terjadi klaster penyebaran Covid-19 di sekolah.

"Kami tahu siswa dan orang tua jenuh dengan sistem pembelajaran dari rumah. Tapi, situasi seperti ini juga buka keinginan kami."

"Kami minta orang tua bersabar dulu. Ini demi kesehatan dan keselamatan bersama," ujarnya.

Untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan belajar secara daring dari rumah, Disdik mulai memberikan bantuan paket data internet kepada siswa maupun orang tua.

Bantuan paket data internet untuk Agustus 2020 dan September 2020 bersumber dari dana bantuan operasional sekolah (BOS).

Disdik juga mengusulkan dana bantuan paket data internet yang bersumber dari APBD untuk Oktober 2020, November 2020, dan Desember 2020.

"Itu termasuk bentuk dukungan kami untuk memperlancar pelaksanaan pembelajaran secara daring dari rumah," katanya.

(M Taufik/Samsul Hadi/Ratih Fardiyah/suryamalaang.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved