Update Zona Merah Jawa Timur Selasa 1 September 2020: Tuban Merah, Batu Oranye, Tulungagung Kuning

Update zona merah di Jawa Timur hari ini Selasa 1 September 2020 dan zona-zona lainnya. Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Ngawi masuk zona kuning

Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: eko darmoko
shutterstock via Tribunnews/nfocovid19.jatimprov.go.id/
Ilustrasi: Suasana selama pandemi Covid-19 dan peta Zona Merah di Jawa Timur Hari Ini 1 September 2020 

9. Kabupaten Tulungagung

10. Kabupaten Sampang

11. Kabupaten Ngawi

12. Kabupaten Sumenep

- Daftar zona hijau (daerah tidak terdampak Covid-19), Selasa 1 September 2020

Nihil

- Berita terkait virus corona di Jawa Timur:

1. Masih Ada Pasien Corona Baru, Pemkab Tulungagung Perpanjang Masa Tanggap Darurat Covid-19

Wakil Jurbir Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Tulungagung, Galih Nusantoro
Wakil Jurbir Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Tulungagung, Galih Nusantoro (david yohanes/suryamalang.com)

Sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Tulungagung, masa tanggap darurat Civud-19 di Kabupaten Tulungagung berakhir Senin (31/8/2020). Namun karena berbagai pertimbangan, bupati memperpanjang masa tanggap darurat Covid-19 di Kabupaten Tulungagung.

Kabid Protokol dan Kerja Sama Pimpinan Tulungagung, Galih Nusantoro, mengatakan keputusan perpanjangan ini juga mengacu pada kebijakan pusat.

“Ternyata di pusat kan juga memperpanjang masa darurat Covid-19. Bupati mengacu itu karena masih banyak yang perlu dilakukan,” terang Galih, Selasa (1/9/2020).

Pertimbangan lainnya, masih ditemukan pasien baru secara sporadis.

Sejak 28 Agustus 2020, rata-rata penambahan kasus terkonfirmasi covid-19 adalah 3 pasien per hari.

Sedangkan angka kesembuhan 1-2 pasien per hari.

“Secara umum angka kesembuhan kita masih tinggi. Demikian juga penularan juga bisa ditekan,” lanjut Galih.

Penambahan pasien baru ini didominasi oleh Pelaku Perjalanan Derah Transmisi (PPDT).

Selain itu ditemukan juga level satu dari pasien PPDT ini.

Sedangkan untuk penularan level dua dan seterusnya belum ditemukan.

“Artinya kita selalu berhasil melokalisasi penularan. Selama tanggap darurat, upaya prefentif ini yang kita kuatkan,” tegas Galih.

Perpanjangan masa tanggap darurat ini sekaligus memperpanjang Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19.

Peran GTPP sangat penting untuk menekan kasus penularan virus corona.

Keberhasilan melokalisasi penularan adalah kuatnya peran tim tracing (pelacakan).

Selain itu meski hanya reaktif rapid test, pasien diminta untuk karantina.

Sehingga jika pasien itu dinyatakan positif, dia hanya melakukan kontak terbatas.

Lebih jauh Galih mengungkapkan, PPDT yang terkonfirmasi kebanyakan warga Tulungagung yang bekerja di luar kota.

“Banyak yang ketahuan setelah terjaring di luar kota. Karena warga kita, akhirnya dikembalikan,” tuturnya.

Saat ini jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 di Tulungagung sebanyak 288 orang.

Tiga orang di antaranya meninggal dunia dan 268 orang sudah sembuah, sehingga masih tersisa 17 pasien.

Dengan demikian prosentase kesembuhan saat ini mencapai 93,06 persen.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved