Berita Blitar Hari Ini
Siap 4.000 Alat, Pemkot Blitar Akan Rapid Test Massal ASN dan Santri di Pesantren
Pemkot Blitar berencana melakukan rapid test massal terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pondok pesantren (ponpes).
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, BLITAR - Pemkot Blitar berencana melakukan rapid test massal terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pondok pesantren (ponpes).
Rapid test massal ini sebagai upaya mencegah terjadinya klaster penyebaran virus Corona atau Covid-19 di perkantoran dan ponpes.
Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Blitar, Hakim Sisworo mengatakan Pemkot sudah menyiapkan 4.000 alat rapid test.
"Kami punya 4.000 alat rapid test. Rencananya, dipakai untuk rapid test massal ASN dan ponpes," kata Hakim kepada SURYAMALANG.COM, Minggu (6/9/2020).
Dikatakannya, Gugus Tugas masih berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) untuk melaksanakan rapid test massal terhadap para ASN.
BKD yang menentukan ASN di organisasi perangkat daerah (OPD) mana yang akan diprioritaskan menjalani rapid test massal.
"Kami menunggu BKD untuk mengetahui ASN di OPD mana yang menjadi prioritas untuk menjalani rapid test massal," ujarnya.
Untuk Ponpes akan dilakukan rapid test massal secara acak terlebih dulu.
Jika ada santri di ponpes yang reaktif, Gugus Tugas baru melakukan rapid test secara menyeluruh.
"Untuk rapid test massal di ponpes, kami menunggu Dinkes. Karena teknisnya ada di Dinkes," katanya.
Dikatakannya, rapid test massal terhadap ASN dan santri ini untuk mencegah terjadinya klaster baru penyebaran Covid-19 di perkantoran dan ponpes.
Sebab, menurutnya, belakangan terjadi tren klaster baru penyebaran Covid-19 di perkantoran dan ponpes.
"Seperti di Banyuwangi. Ada klaster baru penyebaran Covid-19 di ponpes. Kami mengantisipasi hal itu dengan cara melakukan rapid test massal," ujarnya.
Sekadar diketahui, jumlah komulatif kasus konfirmasi Covid-19 di Kota Blitar mencapai 135 orang per Sabtu (5/9/2020).
Rinciannya, jumlah komulatif pasien sembuh 111 orang, pasien meninggal tujuh orang, dan pasien dalam perawatan sebanyak 17 orang.