Berita Malang Hari Ini
Imbas Pandemi Corona, Target Retribusi Pasar di Kota Malang Turun 40 Persen
Pandemi Covid-19 yang hingga kini belum juga seusai membuat retribusi pasar di Kota Malang mengalami penurunan hingga 40 persen
Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: isy
SURYAMALANG.COM | MALANG - Pandemi Covid-19 yang hingga kini belum juga seusai membuat retribusi pasar di Kota Malang mengalami penurunan hingga 40 persen. Dari target awal yang mencapai Rp 6 Miliar di tahun 2020, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang (Diskopindag) kini hanya menargetkan Rp 4 Miliar saja.
"Capaian kami belum maksimal. Di sisa waktu empat bulan ini akan kami maksimalkan. Sekarang persentasenya sudah menyentuh angka 60 persen dari target," ucap Kepala Diskopindag Kota Malang, Wahyu Setianto.
Sejak tanggal 1 Agustus 2020 lalu, Diskopindag mulai menarik kembali retribusi pasar kepada pedagang. Hal ini setelah pihaknya tidak memungut retribusi pasar tersebut sejak adanya pandemi Covid-19.
Akan tetapi, pemungutan retribusi pasar tersebut juga belum bisa dilakukan secara maksimal.
Mengingat banyaknya pedagang yang mengeluh omzetnya menurun karena dagangannya kurang laku saat pandemi Covid-19 ini.
"Awalnya itu memang kami kencang. Terus banyak keluhan pedagang kalau omzetnya menurun ya kami tidak paksakan. Asalkan mereka sudah memenuhi kewajibannya," ucapnya.
Sejumlah kendala juga dirasakan oleh Diskopindag saat memungut retribusi pasar tersebut.
Mulai dari persolan mesin Electronic Data Capture (EDC) hingga susahnya pedagang untuk kembali menabung melalui E-Retribusi.
Solusi yang ditawarkan pun akhirnya Diskopindag kembali memungut retribusi pasar melalui karcis.
Meski di beberapa pasar yang sudah direvitalisasi sistem e-Retribusi tetap difungsikan sebagaimana mestinya.
"Untuk e-Retribusi ini kami terkendala di sinyal, terutama di Pasar Besar yang sulit sekali sinyalnya. Maka dari itu kami minta ke Bank Jatim agar diberikan penguat sinyal," ucapnya.
Belum maksimalnya e-Retribusi tersebut, membuat Diskopindag akan menerapkan sistem barcode di pasar tradisional.
Sistem tersebut dinilai Wahyu menjadi solusi yang tepat untuk memaksimalkan retribusi pasar di Kota Malang.
Nantinya pedagang tinggal mendownload sebuah aplikasi untuk membayar retribusi pasar tersebut.
"Sistem barcode ini sudah mulai kami arahkan ke pedagang. Ke depan akan mulai kami terapkan dengan bantuan Bank Jatim. Sementara alat EDC tetap kami pakai dengan melihat situasi dan kondisi. Karena ngurusi pedagang ini gak gampang," tandasnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/suryamalang/foto/bank/originals/kepala-diskopindag-kota-malang-wahyu-setianto-soal-blt-pandemi.jpg)