Berita Bondowoso
Tim BPCB Jatim Meninjau Langsung ke Dalam Sumur Bondowoso, Kemungkinan Peninggalan Majapahit
Temuan batu bata merah ini mengindikasikan adanya suatu pemukiman yang cukup besar di Desa Alas Sumur, Pujer, Bondowoso pada masa Kerajaan Majapahit.
Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Dyan Rekohadi
Penulis : Danedra Kusuma , Editor : Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, BONDOWOSO - - Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim melakukan peninjauan temuan benda kuno oleh Abdul Ghani warga Desa Alas Sumur, Pujer, Bondowoso saat menggali tanah untuk mencari sumber air.
Sebelumnya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan melaporkan temuan Abdul ke BPCB.
Warga sekitar berbondong-bondong untuk menyaksikan proses peninjauan temuan.
Arkeolog BPCB Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan peninjauan dilakukan dengan cara masuk ke sumur galian.
Itu dilakukan untuk mendata sekaligus melihat lebih jelas benda kuno yang masih tertimbun dalam tanah. Proses peninjauan berjalan sekitar satu jam.
"Kami turun ke bawah sumur untuk melakukan pendataan langsung," katanya, Rabu (16/9/2020).
Wicaksono menyebutkan, dari hasil peninjauan, di kedalaman 5 meter, terdapat struktur batu bata merah dengan panjang 1,5 meter.
Batu batan merah itu berukuran panjang 30 cm lebar 17 cm dan ketebalan 5 cm.
Batu bata merah tersebut dibuat dengan teknik gosok dan tersusun tanpa spesi antara batu bata satu dengan yang lain.
"Total, ada 11 lapis batu bata yang olah orientasinya menghadap ke arah Tenggara. Bila diukur tepat mengarah ke Gunung Raung" paparnya.
Wicaksono melanjutkan, uniknya, ada temuan lapisan pasir hitam setebal 15 cm yang menimbun batu bata.
Lapisan kedua merupakan pasir dengan bongkahan batu dengan ketebalan 41 cm. Di atas itu, adalah lapisan tanah lempung.
"Dengan demikian, struktur batu bata ini tampak pernah tertimbun oleh lapisan vulkanis, kemudian lapisan lempung hingga berada di kedalaman 5 meter. Artinya, ada proses bencana alam di lokasi ini dahulu," jelasnya.
Motif garis pada batu bata merah tidak bisa menjadi tolak untuk memperkirakan usianya. Sebab, seluruh pengrajin batu bata merah pada zaman dahulu hingga sekarang membuat pola garis dipermukaan agar menambah daya rekat batu bata satu dengan yang lain.