Update Zona Merah di Jawa Timur Rabu 30 September 2020: Mojokerto Merah, Madiun Bojonegoro Kuning
Berikut update zona merah di Jawa Timur hari ini Rabu 30 September 2020 termasuk zona-zona lain termasuk Kota Surabaya, Malang dan Batu.
Penulis: Frida Anjani | Editor: eko darmoko
7. Kabupaten Madiun.
8. Kabupaten Bojonegoro .
9. Kabupaten Malang .
10. Kota Madiun .
- Daftar zona hijau (daerah tidak terdampak Covid-19)
Nihil
- Berita terkait virus corona di Jawa Timur:
1. Ada Guru Terpapar Corona, Gugus Tugas Covid-19 Tulungagung Hentikan Belajar Tatap Muka di 1 SMA
Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Tulungagung menghentikan belajar tatap muka sebuah sekolah setingkat SMA. Sebab, seorang guru di sekolah berstatus negeri ini terkonfimasi Covid-19.
Menurut Wakil Juru Bicara GTPP Covid-19 Tulungagung, Galih Nusantoro, sejumlah sekolah setingkat SMA sudah melakukan pembelajaran tatap muka. Sebagai bahan evaluasi rutin, GTPP melakukan rapid test secara acak di sekolah-sekolah itu.
“Sebelumnya ada empat sekolah yang sudah kami lakukan rapid test. Dan di satu sekolah ini ditemukan satu yang positif Covid-19,” terang Galih.
Di sekolah ini sebelumnya ada 123 orang yang mengikuti rapid test.
Hasilnya ditemukan enam orang yang reaktif, kemudian disusul dengan tes swab.
Hasilnya, dari enam tenaga pengajar itu satu di antaranya positif Covid-19.
“Karena itu kami rekomendasikan agar proses pembelajaran luring (tatap muka) dihentikan sementara,” ujar Galih.
GTPP akan melakukan pelacakan menyeluruh di sekolah ini.
Termasuk kepada para siswa yang diajar oleh guru bersangkutan.
Hasil assesmen sementara terungkap, guru berinisial MMH ini adalah pelaku perjalanan.
“Guru ini sempat mengurus keperluan administrasi di kota lain. Kemungkinan kontaknya di sana,” ungkap Galih.
Temuan ini membuat GTPP melakukan evaluasi secara total terhadap pelaksanaan pembelajaran tatap muka setingkat SMA.
Sekolah-sekolah lain tidak akan dihentikan, namun akan dilakukan sampling test dengan lebih cermat.
Sebelumnya dua SMA gagal melaksanakan pembelajaran tatap muka, karena ditemukan guru yang terkonfirmasi Covid-19.
“Bedanya dua SMA itu belum memulai pembelajaran, sehingga tidak ada penularan ke siswa. Tapi satu sekolah ini sudah ada pembelajaran di sekolah,” sambung Galih.
Di Kabupaten Tulungagung terdapat 61 SMA dan SMK, terdiri dari 11 SMA negeri, 13 SMA swasta, 8 SMK negeri dan 29 SMK swasta.
Dari jumlah itu tujuh di antaranya sudah melakukan tatap muka.
Selain itu ada pula satu sekolah setingkat SMA berbasis agama yang sudah melakukan tatap muka. (David Yohanes)
2. Karang Taruna Kompak Gelar Baksos Membantu Warga Saat Pandemi Covid-19

Bakti sosial (baksos) digelar oleh lima karang taruna (Karta) lima desa yang tergabung dalam Heppiii Community saat pandemi Covid-19.
Tujuannya membantu meringankan kebutuhan masyarakat.
Pembina Heppiii Community Malang, Indi Sulistio menyebutkan lima desa sasaran baksos ada di Kabupaten Malang dan Kota Batu.
Penyalurannya telah dilakukan beberapa waktu lalu.Yaitu di Desa Pujon Lor dengan acara peduli disabilitas.
Sedang di Desa Pandesari Kecamatan Pujon menggelar baksos sembako.
Kemudian di Desa Sumberagung, kecamatan Ngantang, Desa Banjararum Kecamatan Singosari, serta Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.
"Kegiatan baksos ini merupakan kegiatan puncak rangkaian HUT Kemerdekaan RI lalu. Karang taruna di tiap desa menggelar kegiatan sosial untuk saling-membantu,” kata Indi dalam rilis yang dikirim ke suryamalang.com, Rabu (30/9/2020).
Hasilnya malah menjadi kegiatan kolaborasi antar Karta.
Seperti kegiatan di Pujon Lor melibatkan kolaborasi sembilan komunitas karang taruna antara lain Liberty, Barselo, Sekawan, Aerwoll, G11, G12, G24 beserta anggota baru Kampoeng Sembilan dan Metamorfosis 23.
Di desa ini, dibagikan 40 paket kebutuhan untuk warga difabel.
Baksos di empat desa lainnya juga difokuskan untuk masyarakat kurang mampu. Bentuk bantuannya berupa sembako.
Imamuddin, Ketua Karta Banjararum Desa Banjararum, Kecamatan Singosari, menyatakan bantuan baksos dibagikan ke warga yang membutuhkan.
Isi sembakonya seperti beras, gula, minyak goreng, kopi, minumas kemasan dan roti.
Di desa ini ada 40 warga yang diberi bantuan. Sedang di Desa Pandesari diberikan pada dhuafa dengan nilai paket Rp 250.000. (Sylvianita Widyawati)