Berita Tulungagung Hari Ini
Nangkula Park Desa Kendalbulur Tulungagung Raup Omset Rp 1,5 Miliar, Perjuangan di Masa Pandemi
Dalam waktu empat bulan, keberadaan taman ini mampu menggerakkan ekonomi dengan omzet senilai Rp 1,5 miliar.
Penulis: David Yohanes | Editor: Dyan Rekohadi
UMKM ini yang memasok suvenir dan aneka makanan yang dijual di Nangkula Park. Setiap UMKM berbasis keluarga ini juga menyerap sejumlah orang sebagai pekerja. Keberadaan Nangkula Park juga membuka belasan warung di sekitarnya.
Belum lagi pekarangan rumah dan tanah kosong yang diubah menjadi lahan parkir. Selama rentang Juli-Oktober 2020, total omzet di Nangkula Park saja senilai Rp 1,5 miliar. Jumlah yang sangat besar mengingat masih dalam situasi pandemi.
“Jumlah itu dari pemasukan tiket, tempat parkir, restoran kami, dan penjualan aneka makanan serta suvenir dari UMKM. Dari nilai transaksi itu, Rp 150 juta masuk ke kas desa sebagai PAD (Pendapatan Asli Desa),” ungkap Anang.
Nilai omset yang tercatat ini belum termasuk transaksi di luar Nangkula Park. Seperti warung-warung milik warga, serta lahan parkir yang dikelola warga. Anang mengaku belum melakukan pendataan omzet mereka.
Namun yang pasti, kerja kolektif semua pihak mampu membangkitkan ekonomi warga Desa Kendalbulur. Nangkula Park kini menjadi penghidupan bersama warga. Bahkan di masa pandemi ini, ekonomi warga telah bangkit.
“Kalau dari PAD, dalam setahun kami hanya dapat Rp 50 juta. Tapi empat bulan kemarin kami sudah dapat Rp 150 juta,” tandasnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Tulungagung, Eko Asistono mengatakan, Desa Kendalbulur bisa menjadi contoh. Penggunaan Dana Desa (DD) jangan fokus pada kegiata konsumtif. DD bisa dimanfaatkan untuk kegiatan produktif.
“Dalam waktu 4 bulan saja, omzetnya mencapai Rp 1,5 miliar. Tinggal setiak desa membaca potensinya masing-masing, gunakan DD untuk memberdayaan,” ujar Eko.
Eko juga memuji kebangkitan ekonomi Desa Kendalbulur di tengah pandemi ini. Eko berharap semakin banyak desa yang memanfaatkan DD dengan kreatif. Sebab DD bisa menjadi pendongkrak ekonomi di ditingkat desa, di saat pandemi virus corona masih berlangsung.
Salah satu penakanana Eko adalah mempertahankan ciri khas desa, dan tidak melakukan modernisasi. Sebab suasana asli desa yang kini justru menjadi daya tarik wisatawan dari kota. Banyak orang perkotaan yang ingin kembali menikmati suasana desa.
“Buat sesuatu yang khas dengan desanya masing-masing. Terus berinovasi agar wisatawan tidak bosan untuk datang,” tandasnya.
Catatan Redaksi: Bersama-kita lawan virus corona. SURYAMALANG.COM mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).