Tewas di Kamar Hotel, Wanita Anggota DPRD Ditemukan dengan Kondisi Telungkup dan Pakaian Berserakan
Seorang anggota DPRD ditemukan tewas mengenaskan di sebuah hotel di Bandung dengan kondisi badan telungkup dan baju berserakan di ranjang
Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: eko darmoko
"Saat itu tidak seperti biasanya. Saat itu ibu Martini tidak ada turun ke lobi, padahal biasanya ia paling rajin. Saat sarapan paginya pun, ibu Martini tidak ikut. Kami telepon-telepon juga tidak diangkat," ungkapnya.
Ketika itu pesawat yang ditumpangi rombongan DPRD Klungkung dijadwalkan take off 15.40 Wita, sehingga rombongan anggota dewan mendahului ke bandara.
Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Klungkung, I Wayan Sudiarta, bersama stafnya Ketut Susana dan Ida Ayu Suryani, diminta mengecek Martini di kamarnya yang terletak di lantai 12.
"Saat pintu kamar diketuk, tidak ada jawaban. Saat dibel juga tidak ada tanggapan,” kata Agung Anom.
Mereka kemudian minta minta bantuan ke petugas hotel untuk membuka pintu kamar Martini. Saat berusaha dibuka dengan kunci cadangan, ternyata belum bisa dibuka karena dikunci dari dalam.
“Akhirnya didobraklah pintu kamar itu oleh staf Sekwan Ketut Susana, dan didapati ibu Martini tidak sadarkan diri dalam keadaan telungkup," jelasnya.
Serangan Jantung
Saat itu ditemukan kondisi Martini sudah kaku dan tidak bernyawa.
Sementara pakaian masih berserakan di tempat tidurnya. Martini lalu dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih Bandung.
"Dari hasil pemeriksaan petugas medis, diperkirakan Martini meninggal 6 sampai 7 jam sebelum ditemukan. Perkiraan kami, saat meninggal itu Martini baru selesai mandi,” terangnya.
Hingga saat ini Agung Anom belum mengetahui diagnosa Martini hingga meninggal dunia. “Diperkirakan ibu Martini meninggal karena serangan jantung," tandasnya.
Karena kejadian itu, rombongan anggota dewan yang sudah dalam perjalanan menuju bandara kembali ke hotel.
Mereka kemudian berkoordinasi untuk pemulangan jenazah Martini.
Ketua Dewan Agung Anom bersama Sekwan I Wayan Sudiarta dan beberapa staf sekwan akhirnya disepakati tetap berada di Bandung untuk mengurus jenazah Martini.
Sementara anggota dewan yang lain dipersilakan mendahului kembali ke Bali sesuai jadwal penerbangan.